Kepala BKKBN Minta Masyarakat Pilih Pengunaan Kontrasepsi Jangka Panjang

  • Bagikan
Kepala BKKBN Dokter Hasto Wardoyo. Foto dok. BKKBN.

HARIAN BERKAT – Kepala BKKBN Dokter Hasto Wardoyo menyatakan, selama ini Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah menyediakan beragam Alokon (alat dan obat kontrasepsi) yang tentunya sudah dikenal seperti IUD, implan/susuk, pil, kondom dan suntik. Demikian hal itu diungkapkannya saat membuka webinar peran Fasilitas Kesehatan (Faskes) dalam Mendukung Keberhasilan Program KB Pasca Persalinan yang diadakan Kementerian Kesehatan, BKKBN dan KlikKB.

“Memang saat ini pengguna pil dan suntik sangat besar namun demikian tentu hal itu belum menjamin keamanan dalam mencegah kehamilan karena kemungkinan terjadi kegagalan,” ucap Hasto Wardoyo, Selasa 15 Juni 2022.

BACA JUGA : Kepala BKKBN : Stunting Dapat Jadi Ancaman Serius Bonus Demografi Indonesia

Dokter Hasto mengharapkan penggunaan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) seperti Implan dan IUD (Intrauterine Device) juga dikenal sebagai AKDR (Alat Kontrasepsi dalam Rahim) atau orang lazim menyebut spiral bisa lebih menjadi pilihan.

Dia mengatakan, menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, tren penggunaan alat kontrasepsi atau cara KB memang didominasi oleh KB suntik (32 persen) disusul pil (14 persen), IUD (4 persen), dan Implan (3 persen).

“Sejak 2020 BKKBN telah menambah pilihan alokon yakni implan satu batang dan suntik progestin 1 cc kemudian juga suntik kombinasi (estrogen, progesterone) 1 cc. Sebelumnya untuk suntik adalah 3 cc tentunya dengan adanya pilihan baru suntik dan implan ini akan lebih mudah bagi masyarakat,” jelas Hasto.

BACA JUGA : Mewakili Kalbar Beradu Ditingkat Nasional, Inilah Tiga Kampung KB Sedang Dinilai BKKBN

  • Bagikan