HARIAN BERKAT – Sengketa perbatasan laut antara Lebanon dan Israel kembali mengemuka menyusul perkembangan keamanan pada Sabtu malam.
Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee mengatakan, pesawat tempur dan kapal rudal Israel telah mencegat tiga pesawat tak berawak yang mendekat dari sisi Lebanon menuju wilayah udara di atas perairan ekonomi Israel.
Sayap militer Hizbullah, mengkonfirmasi insiden itu dalam sebuah pernyataan: “Sebuah kelompok yang berafiliasi dengan para martir Jamil Skaff dan Mahdi Yaghi meluncurkan tiga drone dengan ukuran berbeda menuju daerah yang disengketakan, di atas ladang gas Karish, untuk melakukan misi pengintaian. Misi telah tercapai dan pesan telah tersampaikan.”
Lebanon sebagian besar tetap diam tentang perkembangan tersebut, meskipun Menteri Luar Negeri sementara Abdallah Bou Habib mengatakan, ada kemungkinan mencapai kesepakatan tentang masalah perbatasan pada bulan September dan informasi dari AS dan PBB menunjukkan ada kemajuan dalam negosiasi.
Mediator AS, Amos Hochstein mengirim proposal ke Lebanon pada bulan Maret tentang demarkasi mulai dari Jalur 23, yang ditarik dalam bentuk zig-zag.
Lebanon memberinya tanggapan lisan, yang tidak dia ungkapkan, sambil menunggu tanggapan Israel.
BACA JUGA : Keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20, MUI: Jangan Sampai Melukai Rakyat Palestina
Lebanon belum dapat memastikan bahwa Jalur 29 (mencakup ladang gas Karish) adalah perbatasan laut Lebanon karena kegagalan Presiden Michel Aoun untuk menandatangani rancangan amandemen terhadap Dekrit 6433.
Itu dikeluarkan pada tahun 2011 dan menetapkan bahwa Jalur 23 adalah titik negosiasi dengan Israel untuk mendemarkasi perbatasan laut. Namun, Aoun menganggap Jalur 29 sebagai titik negosiasi.
Jalur 29 memberi Lebanon area tambahan yang diperkirakan seluas 1.430 km persegi, sementara menurut dekrit yang disimpan di PBB, Lebanon hanya mendapatkan 860 km persegi dari area yang disengketakan.
Mohammed Yazbeck, perwakilan hukum Ayatollah Khamenei di Lebanon, mengatakan pada hari Minggu: “Pelestarian kekayaan Lebanon hanya dapat dicapai dengan memberi tahu musuh bahwa kita kuat. Pesan itu disampaikan oleh drone. Pesan ini tidak hanya untuk musuh Israel tetapi juga untuk mediator Amerika, untuk memahami bahwa hak-hak Lebanon tidak dapat diremehkan atau diejek.”
BACA JUGA : Tim U20 Israel Akan Bermain di Indonesia, Menpora : Di Olahraga Itu Tidak Ada Urusan Dengan Politik
Dikutip dari Arab News, mantan anggota parlemen Fares Souaid mengatakan: “Drone Hizbullah di atas Karish bertujuan untuk mengingatkan semua pihak bahwa Iran hadir dalam negosiasi yang sedang berlangsung antara Lebanon dan Israel mengenai demarkasi perbatasan di bawah naungan Amerika dan dengan mengorbankan kepentingan Lebanon.