Sepuluh Tahun Drainase Tak Diperbaiki, Warga Protes Tanam Pohon Pisang di Tengah Jalan

  • Bagikan
Tiga pohon Pisang yang ditanam warga ditengah Jalan Cadika Kabupaten Sintang. Foto: Istimewa

HARIAN BERKAT –Aksi protes warga dengan menanam pohon pisang di tengah Jalan Cadika Sintang, warga setempat geram lantaran sudah sepuluh tahun lebih, drainase tak kunjung diperhatikan oleh pemerintah setempat.

Akibat tak normalnya drainase dan tidak adanya pembuangan akhir , saat hujan satu jam saja mengguyur Kota Sintang, Tak ayal Jalan Cadika, RT 17 dan RT 11 Gang batubara Desa Baning Kota, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang selalu tergenang air, jika hujan satu jam saja daerah tersebut tergenang hingga sepaha orang dewasa, hal ini lah yang menjadi keluhan warga setempat.

Tutik salah seorang warga terdampak genangan mengaku didalam rumahnya tak pernah surut air, apalagi ketika turun hujan didalam rumahnya setinggi paha orang dewasa, sehingga dia harus merelakan beli kasur dan beberapa perabot rumah lainya.

Baca Juga : Ribuan Massa Protes Pembunuhan Sadis Seorang Pengungsi Kongo di Brasil

“Tak pernah surut rumah kami tergenang terus airnya bau dan gatal, terus kasur ini sudah saya belikan tempat agak tinggi tapi masih juga basah, saya setiap hari makai sepatu boot didalam maupun keluar rumah,” keluhnya.

Yulia warga lainya meminta kepada pemerintah melalui pihak terkait supaya segera ambil tindakan dengan mengeruk drainase di pembuangan akhir jika tidak, maka air yang menggenangi rumah warga dan jalan tersebut akan banyak makan korban jiwa, baik dari kerusakan jalan, masuknya ular kedalam rumah, penyakit kulit dan pelintas jalan jatuh.

Ia berharap permasalah tersebut segera ditangani pasalnya sudah terjadi bertahun tahun. “Semoga ada solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan ini intinya kami minta pemerintah setempat segera membuat parit di jalan ini, jangan hanya janji-janji karena sudah sepuluh tahun lebih tidak segera disentuh,” ujarnya.

Atas kondisi tersebut ada dua rumah warga yang ditinggalkan penghuninya,drainase yang ada disekitar area tersebut kondisinya tak terawat. Banyak tumpukan sampah dan rumput menutupi drainase. saluran pembuangan yang ada juga kurang besar sehingga aliran air menjadi lambat.

Sementara Ketua Komisi B Hikman Sudirman mengatakanBanyak tumpukan sampah dan rumput menutupi drainase. saluran pembuangan yang ada juga kurang besar sehingga aliran air menjadi lambat.

“Kesimpulanya solusi jangka pendek drainase yang ada harus dibersihkan. Kemudian pemerintah desa setempat bersama warga perlu membuat atau merintis drainase baru yang terhubung dengan drainase yang sudah ada agar tidak terputus,” ujarnya.

Drainase yang dirintis harus sampai ke saluran pembuangan yang mengarah ke Stadion Baning.

Baca Juga : Peringati Hari Lingkungan Hidup ke 50, Bupati Sintang Tetapkan Dua Lokasi Jumat Bersih

“Kami tadi juga meninjau drainase yang berada dibelakang rumah adat Melayu, drainase itu terhubung ke saluran pembuangan yang mengarah ke stadion baning. Ternyata drainase yang dibelakang rumah adat melayu terputus akibat tertutupi rumput, jalur inilah yang harus dibersihkan,” ujar Hikman.

  • Bagikan