HARIAN BERKAT –Kasus stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) masih tinggi yakni di angka 29,8 persen, menjadi satu dari dua belas provinsi prioritas rekonsiliasi satuan tugas percepatan penurunan stunting. Dalam giat tersebut, para pihak di ujung tombak menyamakan persepsi agar ke depan kerja di lapangan semakin senada.
Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN Pusat Ir. Siti Fatonah, MPH, mengatakan dari 34 provinsi se Indonesia, Kalbar masuk dalam dua belas provinsi yang dilakukan rekonsiliasi. Itu karena angka stunting di Kalbar tinggi.
“Yaitu di angka 29,8 persen. Sedangkan target pusat, di 2024 mendatang angka tersebut harus turun di 14 persen,” ungkapnya Senin 22 Agustus 2022.
Ia mengatakan bukan kerja mudah untuk menurunkan angka stunting. Perlu kerja bersama. Di rekonsiliasi ini, bisa menjadi wadah dalam penyamaan persepsi, sehingga ketika turun di lapangan. Kesemua pihak terkait dapat berjalan senada dalam upaya penurunan angka stunting.
Baca Juga : Lampaui Target Nasional, Angka Stunting di Pontianak Turun
“Satgas percepatan stunting sudah terbentuk di level provinsi. Mereka ini merupakan tenaga ahli yang bakal bersinergi dengan teman-teman ditataran provinsi kabupaten dan kota di Kalbar,” ungkapnya.
Siti Fatonah juga minta teman-teman di Kalbar harus menggarap serius percepatan penurunan angka stunting ini. Lakukan koordinasi dengan TPPS. Kemudian bisa melakukan fungsi fasilitasi dengan pengawalan keluarga di lapangan.