Negara Melayu Sebelum Ada NKRI, UAS: Melayu Indentik dengan Islam 

  • Bagikan
Ustaz Abdul Somad (UAS) yang digelar Ustaz sejuta umat sowan dari JK sampai ke Habib Riziek Shihab. Foto: populis.id/werry

HARIAN BERKAT – Ustadz Abdul Somad (UAS) mengatakan sebelum kemerdekaan atau sebelum terbentuknya NKRI, nenek moyang orang Melayu punya negara sendiri yaitu negara Melayu dan berjuang, berkorban darah dan nyawa melawan penjajahan. Dan Melayu indentik dengan Islam.

“Tahun 1723, sekaitar 300 tahun lalu, nenek moyang kami, bukan tinggal dipokok kayu, lalu ujug ujug 17 Agustus 1945 merdeka. Tidak. Sebelum itu, kami sudah punya negara,” kata UAS pada acara Dialog Nasional UAS dan Rocky Gerung 20 Agustus lalu yang diselenggarakan Istitut Teknologi Ahmad Dahlan Jakarta Tahun 1968.

Baca Juga: UAS: Jangan Lakukan 3 Hal ini Jika Tidak Mau Pintu Rezekimu Ditutup

“Kami sudah punya negeri, 13 juta gulden, Sultan kami menyumbang untuk perjuangan negeri ini. Tapi ketika presiden Soekarno dan Prof Mohammad Hatta dan tokoh bapak pendiri bangsa ini memproklamirkan kemerdekaan, maka semua pemimpin di Sumatra menggabungkan diri bersama NKRI,” jelas UAS pada acara bertajuk Islam Adalah Elemen Utama NKRI.

Ditambahkan, sebelum bergabung dengan NKRI kami berjuang, berkorban darah dan nyawa dan melepas kekuasaan mereka, akhirnya mereka bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Negeri kami disebut dengan negeri Melayu. Melayu indentik dengan Islam. Kata orang Melayu, kalo dia tidak Islam, hilang Me nya, tinggal Layu saja,” kata UAS pula.

Baca Juga: Amalkan Doa Ini untuk Melunasi Utang Menurut Ustaz Adi Hidayat

Lalu, lanjutnya, apakah setelah kami tidak lagi ikut monarki, (dulu kerajaan), dan setelah ikut demokrasi, apakah kami melepaskan Kemelayuan kami? Apakah setelah kami berdemokrasi, lalu kami hilangkan indentitas agama kami? Kalaulah demokrasi itu, menghilangkan indentitas agama, kalau ada seseorang hendak menghilangkan indentitas agama, maka apa bedanya dengan Belanda?

UAS yang berbicara setelah Rocky Gerung pada acara Dialog Nasional tersebut kemudian menceritakan adanya seorang penasehat Belanda, dulu membuatkan suatu penjara di Pulau Sabang yang (sampai hari ini masih ada) khusus memenjarakan orang yang berjihad melawan Belanda.

Baca Juga: Partai PKI Sangat Memusuhi Islam, di Magetan 1948 Kiai Santri Disiksa dan Bunuh Dengan Kejam

  • Bagikan