HARIAN BERKAT – Tidak dapat dipungkiri jika kondisi media sekarang ini tidak mudah karena banyak sekali tantangan-tantangan yang harus dihadapi akibat adanya kemajuan teknologi yang melahirkan digitalisasi.
Kondisi ini harus bisa disikapi oleh media dengan bertransformasi. Karena kemajuan teknologi membawa dua sisi yang dapat membawa keuntungan bagi media, tetapi bisa juga membawa ‘kehancuran’ bagi media.
Sekretaris Pokja Media Cyber Infokom MUI, Syukri Rahmatullah mengungkapkan, meski sudah ada kemajuan teknologi yang mengharuskan media melakukan transformasi. Tetapi masih ada saja media yang masih bertahan dengan pola lama yang tidak melakukan transformasi.
Baca Juga: Temukan Unsur KDRT, Rizky Billar Terancam Hukuman 5 Tahun Penjara
Jurnalis senior ini mengenang perjalanannya menjadi seorang jurnalis sejak tahun 2000. Ia menilai sekarang ini terjadi perubahan yang sangat signifikan dan menantang di era digitalisasi.
‘’Dimana digitalisasi ini sebenarnya membuat media lebih mudah diakses. Tetapi membuat banyak orang (dan) tabloid berguguran. Meskipun ada beberapa media group yang mencoba bertahan, walaupun tidak memiliki masa depan,’’ ujarnya, Rabu 28 September 2022.
Ia mengungkapkan, era digitalisasi atau sosial media ini memiliki dua sisi yaitu positif dan negatif. ‘’Di satu sisi memang sosial media menjadi sebuah cermin bagi para pemilik modal media. Biasanya sebelum adanya era digital atau sosial media, komunikasi itu sifatnya seperti jarum hipodermik,’’ paparnya.
Kala itu, terangnya, masyarakat hanya dipaksa untuk menerima informasi apa saja yang dibangun oleh media tersebut. Ketika itu, hanya ada surat pembaca yang dimuat satu atau dua surat dari pembaca yang ditempatkan paling kecil di surat kabar.
Baca Juga: Istri Ferdy Sambo Resmi Jadi Penghuni Baru Tahanan Rutan Mabes Polri