HARIAN BERKAT –Wakil Bupati Kluisen optimis angka prevalensi stunting di Kabupaten Melawi bisa diturunkan dengan maksimal. Kondisi geografis Kabupaten Melawi menurutnya memang menjadi tantangan dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Pada beberapa wilayah dikatakan Kluisen tim percepatan penurunan stunting bahkan sampai harus menempuh jalur sungai untuk bisa menyambangi desa-desa. Namun hal tersebut menurutnya bukan merupakan kendala dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Melawi.
Baca Juga : Pontianak Target Turunkan Prevalensi Stunting Balita Hingga 14 persen di 2024
“Melawi terdiri dari 11 kecamatan yang cukup jauh sehingga tim kita untuk sampai ke desa harus menggunakan jalur air hanya sedikit yang menggunakan kendaraan roda empat,” ucap Wakil Bupati Kluisen usai membuka rapat koordinasi audit kasus stunting pada Selasa 25 Oktober 2022.
“Ini memang agak sulit bagi kita, tetapi mudah-mudahan ini dapat kita selesaikan dengan baik, kita harapkan stunting di Kabupaten Melawi bisa turun,” tambahnya.
Kluisen mengatakan angka prevalensi stunting Kabupaten Melawi termasuk yang paling tinggi dari 14 kabupaten kota se Provinsi Kalbar. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 angka stunting Melawi mencapai 37,2 persen. Meski demikian dirinya tetap optimis angka tersebut bisa diturunkan.
“Tim kita cukup luar biasa turun hingga ke desa-desa. Kami bahkan harus lewat jalur sungai dan cukup berat, angka stunting kita pasti turun, kita akan berusaha karena tim kita sangat gencar,” tegasnya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Provinsi Kalbar, Muslimat mengatakan Melawi salah satu dari empat kabupaten dengan angka stunting tertinggi di Provinsi Kalbar. Diantaranya Kabupaten Kubu Raya, Sintang, Melawi dan Sambas. Dengan berbagai upaya yang dilakukan dirinya optimisi angka stunting Kabupaten Melawi bisa turun.
“Daerah yang sulit ditempuh akan diupayakan baik melalui jalur darat dan sungai, saya yakin dan percaya terlebih Wakil Bupati Melawi gencar melibatkan semua stakeholder,” ujarnya.
Muslimat menambahkan dalam upaya percepatan penurunan stunting saat ini pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 tahun 2021. Dalam aturan tersebut didorong keterlibatan semua komponen dari kementerian, lembaga, perguruan tinggi, masyarakat, perorangan, kelompok, serta media dalam percepatan penurunan stunting.
“Ini sangat-sangat diharapkan jika stunting di Kalbar ini kita tekan dan kita turunkan, dan Presiden berharap dan memberi amanah tahun 2024 angka stunting turun 14 persen,” jelasnya.
Muslimat menegaskan pihaknya optimis dan berusaha seoptimal mungkin dalam upaya menurunkan angka stunting di Kalbar. Terutama dengan upaya berkolaborasi bersama-sama semua lintas sektor agar angka stunting di Provinsi Kalbar bisa ditekan semaksimal mungkin.
Dirinya berharap semua sektor untuk bersama-sama berperan dalam menurunkan stunting Kalbar. Misalnya dari pertanian untuk sisi ketahanan pangan, lalu Dinas PU dari insfrastruktur mulai dari jalan, jamban, sanitasi. Selanjutnya Dinas Sosial melalui pemberdayaan keluarga karena ada Program Keluarga Harapan (PKH).
“Kita juga mendorong keterlibatan pihak swasta, dan kita mencoba melakukan pendekatan dengan pihak swasta ini melalui dana CSRnya dan kita berharap dilingkungan perusahaan tersebut tidak ada anak yang stunting, dan ini kita berharap semua berperan dalam penurunan angka stunting,” ujarnya. ***