HARIAN BERKAT – Banyaknya jamaah yang hadir di setiap pengajiannya, UAS boleh disebut sebagai “dai sejuta umat.” Namun UAS buru-buru menampik sebutan itu. Menurutnya, “dai sejuta umat” adalah sebutan khusus untuk almarhum KH Zainuddin MZ.
“Janganlah sebut awak begitu. Itu sebutan untuk dai KH Zainudin MZ. Buat saya cukup dai sejuta viewers aja,” kata UAS dalam sebuah pengajian yang disambut tawa jamaah.
Sejuta viewers artinya saking banyaknya warganet yang menonton video UAS melalui saluran berbagai platform media sosial seperti YouTube, Facebook maupun Instagram.
UAS sendiri mengaku tidak tahu saat ditanya kenapa ceramah-ceramahnya bisa viral. Hanya saja, kata dia, setelah ditanyakan kepada dosen psikologi, sang dosen menjawab, ceramahnya bisa viral dan diminati oleh jamaah karena UAS dalam berceramah menggunakan kata-kata yang mudah dicerna dan melekat di kepala jamaah.
Salah satu medsos yang digandrungi anak-anak zaman now adalah Instagram. Dan cukup mencengangkan, followers UAS di @ustadzabdulsomad_official mencapai 6,7 juta per 10 Oktober 2022. Sementara saluran YouTube, Ustadz Abdul Somad Official, hingga kini telah memiliki 3,05 juta subscriber.
Nama UAS melambung dalam lima tahun terakhir. Pendakwah kelahiran Silo Lama, Asahan, Sumatra Utara, 18 Mei 1977 itu selalu “diburu” oleh umat, di mana pun ia hadir untuk berceramah.
Berdasarkan penelusuran di Google Trends, pencarian kata kunci “Ustadz Abdul Somad” mulai marak sejak Januari 2016. Malaysia dan Indonesia berturut-turut menjadi negara yang di dalamnya melakukan penelusuran tersebut dan berkembang signifikan.
Baca Juga: Bolehkah Makmum Baca Qunut Sedangkan Imam Tak Membacanya? Begini Jawaban Cerdas UAS
Ulama bergelar adat Datuk Seri Ulama Setia Negara ini mengatakan, manfaat berdakwah melalui internet dapat menembus keterbatasan ruang dan waktu.
Di satu sisi, penceramah dapat menghindari kendala-kendala yang kerap dijumpai di dunia nyata, semisal dana atau ketersediaan jadwal dan lokasi untuk menjangkau jamaah.
Di sisi lain, para jamaah dapat dengan mudah menyimak ceramah dai pilihannya, terlebih bagi mereka yang sibuk, tetapi masih bersemangat mengikuti kajian ilmu-ilmu agama.
“Media sosial dapat menjadi medium yang tepat untuk berdakwah di era saat ini karena irit biaya, mudah aksesnya, tanpa terbatas ruang dan waktu. Semuanya jadi simpel, mudah,” ujar UAS.