Solidaridad Bersama KLHK Dukung Penerapan Ekonomi Karbon

  • Bagikan
Solidaridad
Kegiatan pelatihan pedoman penghitungan dan inventarisasi simpanan karbon dan emisi GRK di perkebunan kelapa sawit. Foto : Chica

HARIAN BERKAT – Di Indonesia, pertumbuhan area perkebunan menjadi faktor utama perubahan guna lahan. Sumbangan devisa industri kelapa sawit sebesar US$ 19 Milliar dengan total produksi CPO 51.83 juta ton, yang mana 72% diekspor dan 28% dikonsumsi di dalam negeri.

Menjadikan kelapa sawit komoditas primadona yang mengakibatkan peningkatan area perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus terjadi setiap tahun.

Setidaknya terdapat 0.571 juta ha/tahun sawit ditanam setiap tahun, dan angka ini naik relatif konstan. Statistik kelapa sawit tahun 2019 menyebutkan bahwa total luas lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 16.38 juta ha.

Secara pelaku usaha, perkebunan kelapa sawit terbagi menjadi 3 jenis yaitu 53% merupakan perkebunan swasta, 40% perkebunan sawit mandiri, dan 7% perkebunan milik negara.

Baca Juga : Kelompok Tani Plasma II Sawit Indah Landak Raih Juara Umum Festival Pelebun Sawit Lestari 2022

Emisi dan serapan karbon pada rantai nilai produksi minyak kelapa sawit pada dasarnya berasal dari dua sumber utama yaitu aspek yang berbasis lahan, dan non-lahan.

Menurut studi yang dilakukan oleh RSPO, emisi atau serapan dari aspek berbasis lahan dikategorikan menjadi dua komponen, yaitu perubahan guna lahan dan pelepasan emisi dari lahan gambut.

Sementara itu, aspek berbasis non-lahan berasal dari aktivitas produksi pabrik. Adapun sumber emisi atau serapan dari aktivitas tersebut ialah satu penggunaan atau konsumsi energi atau kebutuhan transportasi dari kebun menuju pabrik.

Dua, proses produksi atau bahan bakar mesin pabrik dan tiga yakni limbah yang dihasilkan.

  • Bagikan