Rasa Cemburu Buta kepada Pasangan Menurut Islam

  • Bagikan
Foto: Ilustrasi rasa cemburu/Pixabay

HARIAN BERKAT – Cemburu terhadap pasangan merupakan sesuatu yang wajar dalam hidup berumah tangga. Cemburu terhadap pasangan dapat dibenarkan dalam agama Islam karena Allah dan orang beriman secara harfiah disebutkan dalam hadits juga memiliki rasa cemburu.

Sahabat Abu Hurairah ra meriwayatkan hadits cemburu Allah sebagai berikut:

وقال رسول الله صلى الله عليه و سلم إن الله تعالى يغار والمؤمن يغار وغيرة الله تعالى أن يأتي الرجل المؤمن ما حرم الله عليه

Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Allah memiliki cemburu. Orang mukmin pun cemburu. Cemburu Allah adalah ketika seorang mukmin melakukan larangan yang diharamkan oleh-Nya,’” (HR Muttafaq alaih).

Baca Juga: Rasulullah Tidak Pernah Mencium Alquran, Bid’ahkah?

Meski dibolehkan, Islam tetap memberikan batasan untuk rasa cemburu agar tidak jatuh pada cemburu buta. Imam Al-Ghazali mengutip sejumlah hadits untuk bersikap wajar dan proporsional dalam cemburu terhadap pasangan.

الاعتدال في الغيرة وهو أن لا يتغافل عن مبادي الأمور التي تخشى غوائلها ولا يبالغ في إساءة الظن والتعنت وتجسس البواطن فقد نهى رسول الله صلى الله عليه و سلم أن تتبع عورات النساء

Artinya: “Proporsional dalam cemburu, yaitu tidak abai terhadap prinsip-prinsip yang dikhawatirkan terjadi kerusakan dan tidak berlebihan dalam buruk sangka (terhadap pasangan), (berlebihan) mencari kesalahan, dan mengintai rahasia-rahasia. Rasulullah melarang kita untuk menyidik rahasia pasangan (HR At-Thabarani),” (Imam Al-Ghazali, Kitab Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz II, halaman 52-53).

Baca Juga: Kisah Pendeta Yahudi yang Ikut Perang Uhud Bersama Rasulullah

Cemburu yang berlebihan atau cemburu buta, hanya dengan mengikuti prasangka saja, merupakan cemburu yang tidak wajar dan merupakan cemburu yang dilarang dalam agama. Cemburu buta membuat hubungan atau komunikasi pasangan menjadi tidak sehat.

  • Bagikan