HARIAN BERKAT – Kisah Raja Dzulqarnain tercantum pada Alquran Surat al-Kahfi ayat 83-10. Para pakar berbeda pendapat tentang siapa jati diri Raja Dzulkarnain. Di antaranya ada yang berpendapat bahwa ia adalah Alexander The Great dari Makedonia.
Ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah salah seorang penguasa Hiymar (Yaman) dan ada pula yang mengemukakan bahwa ia adalah Kaisar Cyrus dari Persia dan masih banyak pendapat tentang siapa jati diri Dzulqarnain yang sesungguhnya.
Baca Juga: Kisah Padang 12, Kota Gaib Nan Megah Yang ada di Ketapang Kalbar
Dalam Alquran dikatakan bahwa Raja Dzulqarnain adalah seorang yang telah diberikan kedudukan yang tinggi dan kekuasaan yang besar di Bumi dan telah diberikan pula kepadanya jalan untuk meraih segala sesuatu yang dia perlukan guna mewujudkan harapannya.
Ia pun menempuh sebuah jalan yang telah diajarkan kepadanya untuk mewujudkan hal tersebut.
Sampai suatu ketika ia telah tiba di suatu wilayah yang sangat jauh di barat, yaitu lokasi matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, ia bertemu suatu kaum yang kafir dan durhaka.
Allah berfirman kepadanya,
“Wahai Dzulkarnain! Engkau boleh menghukum mereka atas kedurhakaan mereka, atau kamu boleh berbuat kebaikan pada mereka dengan mengajak mereka beriman sehingga mereka menyadari kesesatan mereka dari jalan Allah.”
Baca Juga: Kisah Pendeta Yahudi yang Ikut Perang Uhud Bersama Rasulullah
Raja Dzulqarnain pun berhasil menaklukkan barat. Kemudian untuk memperluas kekuasaannya, dia dengan cara yang sama menempuh suatu jalan yang mengarahkannya ke belahan dunia timur.
Hingga akhirnya ia tiba di wilayah timur yaitu di tempat matrahari terbit. Di daerah itu ia mendapati matahari bersinar di atas suatu kaum yang tidak kami buatkan suatu pelindung bagi mereka dri terik dan panasnya cahaya matahari.
Setelah berhasil menguasai kawasan timur, Raja Dzulqarnain melanjutkan perjalanannya menuju daerah yang lain lagi.
Dzulkarnain melanjutkan perjalanan hingga ketika ia sampai di suatu daerah di antara dua gunung tinggi dan terjal sehingga sulit dilalui, didapatinya di belakang kedua gunung itu suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan Dzulkarnain karena perbedaan bahasa mereka.
Baca Juga: Kisah Sahabat Rasulullah yang Diamalkan oleh Aswaja
Melalui seorang penerjemah, kaum ini pun berkata bahwa mereka terancam oleh kehadiran kaum yang bernama Yakjuj dan Makjuj, yang mana keduanya itu selalu melakukan penindasan dan berbuat kerusakan di Bumi.