HARIAN BERKAT – Widya Rahmawati Al-Nur dari Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) menerangkan bahwa durasi yang diperbolehkan bagi anak menggunakan perangkat elektronik maksimal selama dua jam dalam sehari.
“Sisanya adalah dunia bermain bebas di lingkungan sosial,” kata Widya.
Baca Juga: Ahli Neurologi Jelaskan 5 Gejala Cybersickness Akibat Paparan Layar Gadget
Pengelolaan waktu layar tersebut diharapkan bisa membangun interaksi sosial anak bukan hanya dalam keluarga, tetapi juga pada lingkungan sekitar.
“Buatlah permainan dan jalin komunikasi yang menarik antara orang tua dengan ananda. Apalagi dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan,” jelasnya.
Hal ini juga dinilai sebagai langkah preventif agar periode emas dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan anak diisi dengan aktivitas yang dapat menstimulasi kemampuan dasar anak.
“Jangan sampai golden age ananda dikuasai sepenuhnya oleh gadget,” tegasnya.
Melansir American Academy of Child & Adolescent Psychiatry disebutkan bahwa penggunaan gadget pada anak di bawah usia 24 bulan tidak diperbolehkan sama sekali. Namun, terdapat pengecualian yakni apabila digunakan untuk video call yang memungkinkan adanya interaksi, dan diawasi oleh orang dewasa.
Baca Juga: Qoala Siapkan Proteksi Gadget Khusus Bagi Masyarakat, Ini Dukungan Teknologinya
