HARIAN BERKAT – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat lebih mewaspadai potensi terjadinya El Nino. Diketahui, BMKG telah memprediksi bakal terjadi fenomena ini sejak Februari 2023.
“Selain memicu kekeringan, minimnya curah hujan yang terjadi, juga akan berpotensi meningkatkan jumlah titik api, sehingga makin meningkatkan kondisi kerawanan untuk terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla),” ungkap kepala BMKG, Dwikorita Karnawati Dwikorita, Rabu 7 Juni 2023.
Baca Juga: Perairan Bali akan Diterjang Gelombang Tinggi hingga 5 Juni, BMKG: Waspada!
El Nino merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur. Ini mengakibatkan bergesernya potensi pertumbuhan awan dari wilayah Indonesia ke Samudra Pasifik tengah sehingga akan mengurangi curah hujan.
“Langkah-langkah strategis perlu dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi dampak lanjutan. Utamanya sektor-sektor yang sangat terdampak, seperti sektor pertanian, terutama tanaman pangan semusim yang sangat mengandalkan air,” terangnya.
“Situasi saat ini perlu diantisipasi agar tidak berdampak pada gagal panen yang dapat berujung pada krisis pangan,” sambungnya.
Dwikorita menjelaskan, berdasarkan pengamatan BMKG terhadap SML di Samudra Pasifik, La Nina telah berakhir pada Februari 2023. Sepanjang periode Maret-April 2023, ENSO berada pada fase netral yang mengindikasikan tidak adanya gangguan iklim dari Samudra Pasifik pada periode itu.
Baca Juga: Kepulauan Aru Maluku Digoncang Gempa Magnitudo 5,0, Begini Kata BMKG