Warga Antusias Rayakan Hari Bakcang, Bisa Jadi Daya Tarik Wisata Kata Edi Kamtono

  • Bagikan
Edi Kamtono
Makan bakcang bersama di atas kapal wisata merayakan Hari Bakcang dan dan tradisi mandi di sungai menjadi daya tarik di Kota Pontianak. FOTO :

HARIAN BERKAT – Perayaan Hari Bakcang menjadi tradisi tahunan yang dirayakan masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Bakcang merupakan makanan tradisional masyarakat Tionghoa dan memiliki hari bakcang tersendiri.

Makanan dari beras ketan yang diisi daging atau ayam cincang berbumbu ini pertama kali muncul pada zaman Dinasti Zhou. Menurut legenda, bakcang dibuat karena simpati rakyat kepada Qu Yuan yang bunuh diri dengan cara melompat ke sungai Miluo.

Saat itu masyarakat melemparkan bakcang ke sungai dengan maksud agar binatang air tidak memakan jasad Qu Yuan dan beralih menyantap bakcang yang dilemparkan.

Di Kota Pontianak, perayaan Hari Bakcang digelar oleh Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT) Kota Pontianak di atas kapal wisata tepian Sungai Kapuas, Kamis (22/6/2023). Perayaan itu ditandai dengan melempar bakcang ke Sungai Kapuas.

Baca Juga : Resmi Terbentuk, Edi Kamtono Nahkodai Pordasi Kalbar

Beberapa warga Tionghoa dengan menggunakan perahu motor kecil menyusuri sungai dan mandi di Sungai Kapuas sebagai bagian dari ritual. Tradisi ini dikenal dengan nama tradisi mandi Peh Cun yang dilaksanakan pada tengah hari, dimulai pada pukul 10.00 hingga pukul 12.00 WIB tatkala matahari tepat berada di atas kepala.

Walikota Pontianak, Edi Kamtono ikut serta melempar bakcang dari atas kapal bersama tamu undangan lainnya. Bakcang yang dilempar ke sungai sesekali disambut oleh warga yang tengah mandi di sungai yang mengitari kapal wisata.

Edi Kamtono mengatakan budaya Tionghoa dalam merayakan Hari Bakcang ini patut dilestarikan sebagai bagian dari khasanah budaya yang ada di Kota Pontianak. Meski budaya ini merupakan budaya lama namun masih dijalankan oleh warga Tionghoa di kota ini.

  • Bagikan