Serang Balik, Jansen: Bukan AHY yang Kampungan, Tapi Luhut dan Pemerintahan

  • Bagikan
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Jansen Sitindaon/Foto: Twitter

HARIAN BERKAT – Wakil Sekjen (DPP) Partai Demokrat, Jansen Sitindaon menyampaikan delapan poin kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan.

Pertama, Jansen menyebut dirinya menghormati Luhut sebagai senior di bangsa ini dan yang dituakan di tanah Batak.

Baca Juga: AHY sebut Nama Jokowi dalam Upaya Penjegalan Anies, Luhut: AHY Kampungan

Namun, dia menyebut penilaian Luhut terhadap pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu salah.

“Saya menghormati anda sebagai senior dibangsa ini dan yang dituakan di tanah Batak, namun tidak tepat menurut saya kata anda ini untuk Ketua Umum kami mas AHY. Saya pribadi dan kami kader @PDemokrat — yang selama beberapa tahun ini berjuang mempertahankan partai kami dari rongrongan Moeldoko — sangat terganggu dengan kata-kata anda ini,” kata Jansen, Jumat 21 Juli 2023.

Dikatakan, Luhut bukan Menko yang mengurusi soal politik dan hukum di negara ini, harusnya tidak usah ikut campur soal ini.

Dia menyarankan Luhut fokus soal investasi, tesla dan lainy-lain yang menjadi bidangnya.

“Dimana banyak juga hasilnya yang terasa kampungan,” sambungnya.

Soal KSP Moeldoko kata dia, Demokrat sejak awal sudah meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mereshuffle Moeldoko.

“Termasuk saya pribadi selaku kader dan pengurus Demokrat dalam banyak kesempatan tidak pernah jemu meminta itu. Agar pemerintah termasuk Presiden terhindar dari tuduhan macem-macem. Namun faktanya sampai saat ini dia terus dipertahankan,” ujarnya.

Baca Juga: Demokrat Bantah Koalisi Perubahan Mau Menyerah, Jansen Sitindaon: Tetap Berlayar

Dengan terus membiarkan ‘begal, copet’ atau istilah lainnya yang bermakna tidak punya hak berdasarkan UU Parpol terus bekerja di kabinet, Jansen menyebut pemerintahan inilah yang sesungguhnya kampungan.

Lebih jauh dijelaskan, dalam rangkaian yang terkait perkara ini, sudah hampir 17 kali Moeldoko cs kalah bahkan sampai tingkat kasasi. Dengan fakta ini, bukannya mata dibuka namun Moeldoko terus dipertahankan dan dilakukan pembiaran.

“Untuk pak LBP, harusnya karena anda teman Moeldoko juga di kabinet dan sering bertemu, tinggal anda ajukan saja sebenarnya sebuh pertanyaan paling dasar ke dia: ‘punya KTA Demokrat tidak kau Mul?’,” tuturnya.

“Jelas jawabnya tidak!! Kalau dia tidak punya KTA dan jadi kader Demokrat pun tidak pernah, terus apa dasar dia terus mengingini jadi Ketum Demokrat? Pengganggu namanya ini. Begal kalau istilah sekarang mengingini sesuatu padahal dia sama sekali tidak punya hak atas itu,” sambungnya.

Jansen menyebut, jika Moeldoko berhasil ambil Demokrat, bukan hanya Bacapres Anies Baswedan atau siapapun yang diusung Demokrat jadi Capres terjegal.

  • Bagikan