HARIAN BERKAT – Direktur Bina Kesehatan Reproduksi BKKBN RI, Safrina Salim mengatakan dalam upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting, BKKBN mengadakan pelayanan pemasangan alat kontrasespsi Keluarga Berencana (KB). Hal itu diungkapkannya saat menghadiri undangan dari Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat untuk mendampingi Anggota Komisi IX DPR RI, Alifudin dalam kegiatan sosialisasi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting di Kecamatan Delta Pawang Kabupaten Ketapang.
“Dalam penanganan stunting itu, BKKBN memang telah melakukan pelayanan KB kepada pasangan keluarga usia subur, terutama dengan menganjurkan para ibu untuk memasang alat kontrasepsi KB usai melahirkan. Karena dengan ber KB, selain ibu dapat menjaga kesehatannya, juga ibu dapat mengasuh, mendidik dan memelihara tumbuh kembang anaknya dengan baik hingga berumur tiga tahun dan bisa terlepas dari stunting,” kata Safrina Salim di Ketapang, Senin 31 Juli 2023.
Baca juga : Tangani Stunting, Komisi IX DPR RI bersama BKKBN Kalbar Sambangi warga Pulau Maya
Safrina mengatakan hingga saat ini angka stunting di Kalbar yaitu sebesar 27,8 persen, kemudian untuk mencapai target dari pemerintah pusat agar prevalinsi stunting bisa turun di angka 14 persen di tahun 2024. Terkait hal itu intervensi yang dilakukan BKKBN bukan hanya pada 1000 hari pertama kehidupan saja akan tetapi intervensi itu juga dilakukan mulai dari hulu.
“Ini artinya intervensi penanganan stunting itu kami mulai dari pasangan sejak mereka menjadi calon pengantin, khususnya bagi pasangan wanita nya. Kemudian kepada colon pengantin ini harus sudah kita diteksi. Hal ini sangat perlu dilakukan, karena salah satu penyebab stunting itu terjadinya perkawinan pasangan usia dini atau nikah usia muda. Dan dengan dilakukan diteksi awal hal tersebut bisa di cegah dan kita perbaiki bersama,” kata Direktur Kesehatan Reproduksi BKKBN.
Dalam kegiatan sosialisasi di Kabupaten Ketapang ini, Safrina menyebutkan ia juga memberikan materi sosialisasi penanganan stunting yang menyangkut persiapan pernikanan dan kesehatan reproduksi.
Baca juga : Pola Makan dan Sanitasi jadi Faktor Tingginya Angka stunting di Kecamatan Pulau Maya
“Kepada masyarakat Ketapang khususnya para peserta saya berkesempatan memberikan materi dalam sosialisasi dan edukasi. Diantaranya akibat pernikahan dini, dan itu penting diketahui karena bagi calon-calon ibu yang usianya di bawah 19 tahun. Calon ibu muda ini bisa dipastikan alat reproduksinya belum matang atau sempurna,” tutur Safrina.