HARIAN BERKAT – Keseruan wisata jalan kaki atau walking tour di Jakarta kini wara-wiri di Instagram. Para operatornya pun gencar berpromosi di media sosial.
Tarifnya beragam, ada yang serelanya peserta, ada juga yang mematok hingga Rp350 ribu. Durasinya 2-3,5 jam dengan jarak tempuh jalan kaki 2-4 kilometer.
Tingginya minat masyarakat membuat acara ini tidak hanya diadakan di akhir pekan, bahkan di hari kerja pun, wisata jalan kaki ini tetap digelar.
Pengalaman yang ditawarkan adalah mengamati dan menyimak kisah sejarah hingga narasi-narasi terkini tentang bangunan serta interaksi manusia di sekitarnya.
Baca Juga: Bebek Bengil, Sedapnya Bersantap di Sawah
Sensasi melihat Ibu Kota dari dekat, berkenalan dengan orang-orang baru, berjalan bersama, hingga mendengar aneka kisah ini bisa dimulai dengan mendaftar serta mempersiapkan diri untuk beraktivitas nyaman, mengenakan baju dan sepatu yang cocok untuk jalan kaki.
Berbagai rute bisa dipilih, mulai dari telusur kawasan Menteng, Cikini, pecinan, hingga Kota Tua. Namun, pilihan jalan kaki ke Kota Tua yang dipadukan dengan pecinan selalu jadi favorit.
Sebagian operator menamakannya rute klasik atau heritage tour yang memungkinkan peserta melihat kembalinya titik sejarah Jakarta dari jarak dekat. Siap jalan kaki menjelajah Kota Tua?
Megahnya Rumah Mayor di Jalan Gajah Mada
Gedung Candra Naya atau populer disebut Rumah Mayor menjadi aksen istimewa bagi kawasan Kota, Jakarta Pusat. Bangunannya kokoh, di antara apartemen dan kepungan mal-mal sekitarnya.
Baca Juga: Inilah Kota Paling Macet di Indonesia, Bukan Jakarta
Kegagahannya terpelihara hingga ratusan tahun dan mencerminkan wibawa sang pemilik, pengusaha berdarah Tiongkok, Khouw Kim An yang diangkat sebagai Mayor oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Terdapat tulisan berisi kisah sejarah yang terpampang di samping pintu masuk. Bagian depan rumah tersebut dulunya adalah kantor Sang Mayor, sementara di belakangnya, yang kini berganti dengan gedung perkantoran adalah rumah tinggal.