Kemudian lanjutnya, sesampainya di perbatasan Indonesia- Malaysia, ke-28 orang WNI-B tersebut selanjutnya diserahkan oleh Tim Perlindungan KJRI Kuching kepada Tim Satgas Pemulangan di PLBN Entikong untuk dikembalikan ke masing-masing wilayah asal mereka.
“Karena jumlah yang cukup banyak, pemulangan (repatriasi) tersebut kami laksanakan dua kali yaitu pertama pada hari Kamis, 24 Agustus 2023. Kemarin kami telah dipulangkan sebanyak 14 orang WNI yang terlantar dan ditampung sementara dari Shelter KJRI di Kuching, Sarawak. Ke 14 orang WNI tersebut terdiri dari empat orang perempuan dan 10 orang lelaki,” tambah Konjen.
Sementara untuk pemulangan yang kedua kalinya dilaksanakan pada hari Senin, 28 Agustus 2023. repatriasi ke dua kalinya ini sebanyak 14 orang WNI yang terdiri dari enam orang perempuan dan delapan orang lelaki. Dan dari 14 orang WNI itu, ada satu keluarga asal Kota Singkawang dengan lima orang anaknya yang masih kecil juga ikut di repatriasi.
“Di ketahui, ke lima anak adik beradik ini yang paling kecil berumur 18 bulan (bayi) dan yang tua berumur 13 tahun itu ke semuanya lahir dan dan besar di Sibu, Sarawak, Malaysia. Mereka mengikuti kedua orang tuanya yang telah tinggal dan bekerja selama 18 tahun di Sibu,” kata Konjen RI Kuching.
Masih terkait ke lima anak tersebut, Konjen RI Kuching kembali menjelaskan, berbeda dengan kedua orang tuanya yang memiliki identitas dan berasal dari Kota Singkawang, ke lima anak-anak ini tidak memiliki identitas kewarganegaraan, makanya setelah KJRI mengetahui kondisi dan keberadaan mereka, Tim Perlindungan KJRI Kuching langsung menjemput ke tempat tinggal mereka di Sibu dan pada tanggal 22 Juli 2023. Kemudian mereka itu ditampung di shelter sambil menunggu proses dokumen kepulangan.
“Mereka kemarin kami pulangkan bersama beberapa WNI lainya melalui PLBN Entikong. Khususnya untuk anak-anak itu memang harus segera kami lakukan, apalagi melihat dari kedua orang tuanya dimana si bapak tidak bekerja karena sakit, sementara ibunya bekerja sebagai tukang masak dan telah berhenti bekerja sejak melahirkan anak ke lima. Dan, Alhamdulillah terutama kepada anak-anak ini bisa kami bantu memulangkan supaya masalah kewarganegaraan dan akses pendidikan segera dapat diperoleh ke lima anak-anak ini,” pungkas Sigit.