“Teman-teman bidan juga melakukan berbagai macam pendekatan dalam upaya mengajak akseptor untuk memasang MKJP jenis MOW. Disitu dijelaskan kelebihan MOW,” kata Penata Kependudukan KB Ahli Muda pada Bidang Pengendalian Penduduk dan KB, Rosana.
Baca Juga : Cegah Penyakit ISPA, RSUD SSMA Berikan Penyuluhan
Teman-teman PKB/PLKB melakukan edukasi langsung ke masyarakat. Biasanya saat kegiatan posyandu langsung dilakukan sosialisasinya, kemudian di klinik bidan.
Setelah masyarakat paham tentang MOW, barulah dilakukan skrining oleh bidan. Kemudian saat semua sudah sesuai prosedur, barulah pasien dibawa ke RS untuk dilakukan MOW.
PLKB Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang Ivana menuturkan, trik untuk mengajak masyarakat untuk memasang MOW yang dilakukannya sama seperti teman-teman PLKB lainnya.
“Ketika pakai MOW, akseptor tak perlu lagi minum pil dan suntik. Ini aman, apalagi bagi ibu yang tidak mau melahirkan lagi bisa MOW karena steril. Untuk proses juga tak lama 30 menitan,” katanya.
Santi (38) salah satu akseptor mengatakan, pemasangan MOW dilakukannya, karena memang tidak ingin melahirkan. Saat ini anaknya sudah tiga, paling tua berusia 18 tahun, nomor dua 14 tahun dan nomor tiga 6 tahun.
Ia sendiri dari Kecamatan Samalantan. Dari rumah turun jam enam pagi dan sampai ke sini sekitar pukul 09.00 WIB.***