HARIAN BERKAT – Pj Gubernur Kalbar, dr. Harisson, M.Kes, menghadiri Penutupan rangkaian peringatan Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun PGRI ke-78 pada tahun 2023. Untuk peringatan Tingkat Provinsi Kalbar, kegiatan ini digelar di Ballroom Hotel Harmoni Inn, Kubu Raya pada hari Sabtu 25 November 2023. Pada peringatan kali ini, Kubu Raya didapuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan kegiatan tersebut.
Tampak Bupati Kubu Raya, Muda Mahendra, Bupati Mempawah Hj. Erlina, Ketua DPRD Kabupaten Kubu Raya Agus Sudarmansyah, dan Forkopimda Kabupaten Kubu Raya turut hadir pada kegiatan tersebut.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat (Disdikbud Kalbar) Rita Hastarita, S.Sos., M.Si, telah membuka Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke 78 dan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2023 se Kalbar di Halaman Kantor Bupati Kubu Raya pada 22 November 2023.
Baca Juga : Pj Gubernur Kalbar Harisson Dampingi Presiden Buka Kongres HMI dan Munas Kohati
Seperti kita ketahui bersama Semangat kebangsaan Indonesia telah lama tumbuh di kalangan guru-guru bangsa Indonesia. Organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.
Singkatnya, PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua.
Untuk itulah, sebagai penghormatan kepada guru, Pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan diperingati setiap tahun.
Pada kesempatan ini Pj Gubernur Kalbar yang membacakan Pidato Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim optimis bahwa semua pendidik di seluruh Indonesia masih akan terus bergerak mewujudkan Merdeka Belajar. Keyakinan ini tumbuh dari hal-hal yang berhasil dicapai bersama dalam empat tahun terakhir.
Pada tahun pertama Merdeka Belajar, capaian tersebut yakni dengan menghapus Ujian Nasional dan memberi kepercayaan kepada guru untuk menilai hasil belajar muridnya. Hal ini untuk menerapkan Asesmen Nasional agar semua berfokus menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan menyenangkan. Lingkungan belajar yang menumbuhkan kemampuan literasi dan numerasi serta karakter murid.
“Lalu di tahun berikutnya, kita meluncurkan Kurikulum Merdeka. Jika Asesmen Nasional mengukur tujuan perubahan, Kurikulum Merdeka memberikan petunjuk jalan mencapai tujuan itu. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang ditunggu-tunggu para guru, karena tidak hanya meringankan beban murid berkat pengurangan pada jumlah materi, dan penekanan pada pemahaman yang mendalam, tetapi juga memerdekakan guru untuk mengolah kreativitasnya dan berinovasi dalam mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan sesuai kebutuhan murid. Ruang untuk belajar dan berbagi di antara sesama guru juga kini semakin luas dengan adanya platform Merdeka Mengajar. Jutaan guru di seluruh Indonesia sekarang saling terhubung, saling belajar, dan menginspirasi satu sama lain dalam menerapkan Kurikulum Merdeka,” jelas Harisson yang membacakan pidato Mendikbud Ristek tersebut.
Ditambahkannya, terobosan besar itu kemudian dengan meluncurkan Pendidikan Guru Penggerak. Program ini berbeda dari pelatihan guru yang sudah ada sebelumnya, karena tujuannya untuk mendorong lahirnya generasi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah yang mampu memimpin perubahan nyata.
Baca Juga : Pj Sekda M Bari Salurkan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran
“Terakhir, yang juga sangat membahagiakan adalah kita sudah semakin dekat untuk mencapai target satu juta guru ASN PPPK guna memenuhi kebutuhan guru, dan tentunya meningkatkan kesejahteraan para pendidik,” katanya.