HARIAN BERKAT – Tepat di hari ke 120 diamanatkan sebagai Penjabat Gubernur Provinsi Kalbar, dr. Harisson, M.Kes, didampingi Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar, Ny. Windy Prihastari Harisson, S.STP, M.Si, menjadi bintang tamu pada chanel Triponcast. Podcast dengan pembahasan Tekan Angka Stunting Serbu Posyandu di Kalbar di Kantor Tribun Pontianak, Kamis 4 Januari 2024.
Seperti kita ketahui, sejak dilantik sebagai Penjabat Gubernur Provinsi Kalbar, Harisson dan Windy sudah berkeliling di hampir seluruh kabupaten kota yang ada di Kalbar khususnya dalam program kerja penurunan angka stunting dengan menyasar pada Pos Pelayanan Terpadu yang tersebar di seluruh Kalbar.
Berbagai langkah dilakukan, mulai dari Edukasi Gizi, Sosialisasi pentingnya makanan sehat bagi anak, remaja putri hingga ibu hamil dan menyusui, pembagian makanan bergizi, dan juga melakukan langkah-langkah strategis lainnya.
Tak hanya itu, mereka juga melibatkan stakeholder terkait yakni istri forkopimda, perusahaan dan instansi-instansi lainnya untuk bersama-sama menjadi orang tua asuh penderita stunting agar masalah ini dapat cepat terselesaikan.
Baca Juga : Pemprov Apresiasi Anggota Korpri Disporapar Jadi Orang Tua Asuh 17 Anak Stunting
Dalam wawancara Podcast, Harisson menjelaskan bahwa stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak yang disebabkan karena gangguan gizi yang kronis.
“Jadi mulai dari janin sampai ke usia dua tahun, janin atau bayi dan anak dibawah dua Tahun ini tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga menghambat pertumbuhan yang pertama pertumbuhan dari kecerdasan atau pertumbuhan otak yang ditandai dengan berat badan tidak naik,” katanya.
Harisson juga menghimbau kepada ibu-ibu hamil untuk memperhatikan janin pada saat masa kehamilan hingga bayi lahir sampai dengan umur dua Tahun karena memang pertumbuhan perkembangan otak anak itu sangat pesat di 1000 hari pertama kehidupan.
“Kalau disitu ada gangguan maka kecerdasannya akan tidak maksimal seperti yang kita harapkan dan kalau sudah lewat dari dua tahun itu sudah tidak bisa di apa-apakan lagi. Sedikit saja bisa menambah atau meningkatkan kecerdasannya,” ungkap Harisson.
Disampaikannya, Penjabat Gubernur atau Penjabat Kepala Daerah baik bupati walikota mendapatkan 10 Program Pokok yang harus di dituntaskan yakni, Inflasi, penurunan stunting, pengentasan kemiskinan ekstrim, penurunan angka pengangguran terbuka, Percepatan investasi dan masih ada yang lainnya.
“Sebenarnya ini saling berhubungan, pengentasan kemiskinan ekstrem, pengangguran terbuka, ini kan sebenarnya saling berhubungan yang ujung-ujungnya nanti memang stunting. Kalau menyangkut stunting sendiri memang angka kita masih cukup tinggi yakni di angka 27,8 persen untuk tahun 2022 dan ini sebenarnya sudah turun 2 persen dan seharusnya tidak 2 persen, karena menurut saya sebenarnya kita masih banyak ke retorika (ayo turunkan stunting) dan saat ini kita rubah jangan lagi rapat-rapat, kita turun ke Posyandu bersama PKK yang sampai ke tingkat dusun itu ada, ini sebagai kekuatan, peluang kita. Mari kita perkuat ibu PKK ini dengan turun ke Posyandu bersama, jadi ibu-ibu ini memasang dengan gizi yang baik kemudian suapi anak-anak langsung disitu, juga harus di ingat jangan sampai keluar dari Posyandu tidak lagi dilaksanakan dan kita minta CSR untuk masuk sehingga minimal 3 bulan anak stunting terus kita suapkan makanan bergizi,” jelasnya.
Kemudian dirinya juga menyampaikan bahwa pemerintah juga mengucurkan anggaran melalui APBN Kementerian Kesehatan sebesar 59 Milyar dalam 1 Tahun ini, dan langsung ditransfer ke rekening setiap Puskesmas yang tentunya nilainya bervariasi.
Menurutnya, ini yang sebenarnya petugas kesehatan, kader, ibu PKK menyiapkan bahan makanan dengan produk lokal yang ada disitu kemudian diberikan kepada anak stunting dan dari Provinsi juga ada melalui Dinas Kesehatan dan BKKBN juga ada, BKKBN ini kan organisasi vertikal kalau BKKBN nanti tentang honor dari kader walaupun sedikit.