Korea Selatan Hadapi Krisis Kelahiran, Harga Rumah Mahal Jadi Penyebabnya

  • Bagikan
Korsel Hadapi Krisis Kelahiran, Harga Rumah Mahal Jadi Penyebabnya/Foto: PIxabay

HARIAN BERKAT – Korea Selatan kini menghadapi krisis kelahiran. Negeri Ginseng ini mengalami krisis kelahiran yang sangat parah sepanjang sejarah

Menurut studi penelitian terbaru, rendahnya angka kelahiran di Korsel pemicu utamanya bukan karena generasi mudanya enggan menikah dan lebih banyak memilih hidup sendiri. Melainkan karena harga properti seperti rumah yang semakin melambung tinggi.

Baca Juga: 10 Surga Belanja di Korea Selatan

Sebuah studi mengungkapkan bahwa faktor paling signifikan yang berkontribusi terhadap rendahnya angka kelahiran di Korea Selatan adalah sebagai dampak kenaikan harga real estate alias rumah tinggal dan tren ini semakin meningkat sejak tahun 2010.

Hasil studi yang dipaparkan lewat laporan berjudul “Diagnosis Penyebab Rendahnya Angka Kelahiran dan Arah Kebijakan di Real Estate”, yang dirilis pada 3 Januari 2024, studi tersebut mengidentifikasi harga rumah di Korea Selatan dari tahun sebelumnya, termasuk penjualan dan sewa, sebagai faktor utama yang mempengaruhi keputusan untuk memiliki anak pertama menurut 30,4 persen responden di seluruh negeri.

Dikatakan pengaruh mahalnya harga rumah ini lebih nyata terjadi di kota besar seperti Seoul, di mana 38,4 persen koresponden menyatakan bahwa harga rumah merupakan hal yang signifikan, dibandingkan dengan 26,5 persen di wilayah non-metropolitan.

Selanjutnya disusul semakin mahalnya biaya pendidikan yang persentasenya meningkat menjadi 9,1 persen melebihi kontribusi faktor penentu kelahiran anak pertama 5,5 persen. Mengacu pada hasil ini, ditekankan kalau perlunya kebijakan yang disesuaikan untuk memulihkan angka kelahiran anak pertama, kedua, dan ketiga.

“Untuk mendorong kelahiran anak pertama, dukungan kebijakan di sektor perumahan sangatlah penting, sementara dukungan di sektor pendidikan menjadi penting untuk kelahiran dua anak atau lebih,” jelas Park Jin Baek, peneliti dan penulis laporan tersebut.

Baca Juga: Protes Sering di-Bully Wali Murid, 15 Ribu Guru di Korea Selatan Gelar Aksi Mogok

  • Bagikan