HARIAN BERKAT – Penularan penyakit sifilis di Amerika Serikat (AS) meluas dan kini berada pada tingkat kasus tertinggi yang tercatat sejak tahun 1950-an.
Laporan tahunan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), kasus penyakit menular seksual (PMS) meningkat hampir 80 persen menjadi lebih dari 207.000 antara tahun 2018 – 2022.
Baca Juga: Wabah Sifilis Meningkat di Amerika Serikat, 128 Persen Menyerang Kaum Wanita
Angka tersebut meningkat di semua kelompok umur, termasuk bayi baru lahir, dan di seluruh wilayah negara. Pada tahun 2022, dilaporkan 3,755 kasus bayi yang lahir dengan sifilis di AS, yang mencerminkan peningkatan yang mengkhawatirkan sebesar 937 persen dalam dekade terakhir.
Analisis terhadap klaim Medicaid tahun 2017–2019 di enam negara bagian selatan (Georgia, Kentucky, Louisiana, North Carolina, South Carolina, dan Tennessee) menemukan bahwa meskipun undang-undang negara bagian mewajibkan skrining sifilis prenatal, tingkat skrining sebenarnya berkisar antara 56 persen hingga 91 persen.
Laporan tersebut melanjutkan bahwa kelompok ras dan etnis minoritas adalah kelompok yang paling terkena dampaknya karena “ketimpangan sosial yang sudah berlangsung lama dan seringkali berujung pada kesenjangan kesehatan.”
Para ahli menunjukkan berbagai alasan yang menyebabkan peningkatan ini, termasuk meningkatnya penyalahgunaan narkoba yang terkait dengan perilaku seksual berisiko, penurunan penggunaan kondom, kondisi sosial dan ekonomi yang sedang berlangsung, dan berkurangnya layanan infeksi menular seksual (IMS) di tingkat negara bagian dan lokal.
“Karena IMS seringkali tidak menunjukkan gejala, dan skrining diperlukan untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat waktu, perubahan dalam akses terhadap layanan kesehatan seksual dapat mempengaruhi jumlah infeksi yang didiagnosis.