Singkong Jadi Penyelamat di Masa Penjajahan

  • Bagikan
Singkong
Singkong dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Foto: freepik

HARIAN BERKAT – Singkong (Manihot esculenta) menjadi tanaman yang sangat penting dalam sejarah Indonesia, khususnya pada periode penjajahan. Di tengah kebrutalan dan penindasan yang dilewati bangsa oleh penjajah, singkong memainkan peran penting dalam menyelamatkan banyak nyawa.

Singkong pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh Portugis dan Spanyol pada awal abad ke-16. Di masa penjajahan Belanda yang mana perekonomian dan akses pangan terkontrol oleh VOC, banyak rakyat Indonesia yang sulit mendapatkan bahan makanan.

Namun, singkong yang mampu hidup di berbagai kondisi tanah ini, mulai bertebaran di berbagai wilayah Indonesia. Tanaman ini menjadi populer dan diandalkan karena pertumbuhannya yang cepat, serta dapat tumbuh di lahan-lahan marjinal yang tidak cocok untuk tanaman pangan utama seperti padi, jagung atau ketela.

Baca Juga: Singkong Mengandung Banyak Manfaat, Salah Satunya Meningkatkan Imunitas

Pada tahun 1942-1945, di masa penjajahan Jepang, tanaman pangan utama seperti padi dilarang untuk ditanam. Penjajah menuntut rakyat Indonesia untuk menanam kapuk, jarak dan karet yang komoditasnya didominasi untuk kebutuhan perang. Dalam keadaan ini, singkong menjadi alternatif yang sangat berharga untuk tetap bertahan hidup.

Secara umum, singkong ditanam dengan jarak tanam antara 60-100 cm. Namun, dalam situasi penjajahan di mana penanaman pangan dilarang, cara menanam singkong menjadi tidak biasa. Cara penanaman yang dilakukan adalah dengan mencampurkan bibit singkong dalam tanaman hutan atau semak-semak belukar.

Singkong sendiri adalah tanaman yang tahan terhadap berbagai jenis tanah, sehingga bisa tumbuh di hutan atau semak-semak. Cara ini efektif untuk menyembunyikan aktivitas pertanian dari penjajah.

Baca Juga: Meski Populer, Ternyata Sederet Makanan Ini Mengandung Racun

  • Bagikan