Ritual Perang Topat ini dilakukan enam hari setelah Lebaran yang melibatkan umat Islam dan Hindu. Prosesi ritual ini dilakukan dengan mengarak sesaji berupa hasil bumi yang kemudian dilanjutkan dengan selebrasi saling melempar ketupat antara suku Sasak dan Bali. Menariknya, event ini dilakukan di sebuah pura, yaitu Pura Lingsar di Lombok Barat.
5. Festival Meriam Karbit di Pontianak
Bila anda mendengar suara dentuman ratusan meriam pada saat malam takbiran, berarti anda sedang berada di Pontianak. Inilah puncak perayaan festival Meriam Karbit yang diadakan tiap tahunnya.
Baca Juga: 6 Hidangan Unik Khas Indonesia saat Berbuka Puasa di Bulan Ramadhan
Setiap menjelang Lebaran, tepian Sungai Kapuas dipenuhi dengan sejumlah meriam yang berderet-deret. Meriam ini terbuat dari kayu dan bambu yang diameternya mencapai 60 cm.
Tradisi ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu. Konon, awalnya suara dentuman meriam yang keras digunakan untuk mengusir kuntilanak. Tapi, kini menjadi salah satu event yang paling ditunggu di Pontianak.
6. Tradisi Binarundak di Sulawesi Utara
Masyarakat Sulawesi Utara, tepatnya di daerah Motoboi Besar, memiliki cara yang unik untuk merayakan Lebaran sekaligus mempererat tali silaturahmi. Mereka merayakannya dengan memasak nasi jaha lewat tradisi Binarundak yang diselenggarakan tiga hari setelah hari raya Idul Fitri.
Nasi jaha dibuat dari beras ketan, jahe dan santan yang dimasukkan ke dalam sebatang bambu berlapis daun pisang. Bumbungan bambu berisi nasi jaha terrsebut dibakar beramai-ramai di lapangan dengan sabut kelapa.
Baca Juga: Sederet Penyakit Ini Wajib Diwaspadai Usai Lebaran, Diantaranya Maag
Nasi jaha ini kemudian dimakan bersama-sama sebagai perekat silaturahmi dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.
7. Grebeg Syawal di Yogyakarta
Perayaan ini dilangsungkan dengan cara mengarak Gunungan Kakung dan Gunungan Putri yang disusun dari sayuran dan berbagai hasil bumi. Gunungan ini dimaksudkan sebagai sedekah Sultan kepada rakyatnya.
Warga yang hadir dipersilahkan untuk berebut Gunungan setelah aba-aba. Konon, bagian hasil bumi di Gunungan ini bisa membawa berkah dan kesejahteraan bagi yang mendapatkannya. Jadi, jika anda berlebaran di Jogja, jangan sampai terlewat untuk menikmati kegembiraan melalui tradisi meriah ini.