HARIAN BERKAT – Penjabat Gubernur Kalbar, dr. H. Harisson, M.Kes, didampingi oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Drs. Ignatius IK,SH,M.Si, Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Kalbar, Harry Ronaldi M, SE, MM, dan Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero, SP, M.Si, mengikuti Rapat Koordinasi Perkembangan Inflasi Daerah yang dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Jenderal Pol (Purn) Prof. Drs. H. M Tito Karnavian, MA, Ph.D, secara Daring di Ruang Data Analisis Kantor Gubernur Kalbar, Senin 13 mEI 2024.
Dalam rapat tersebut, Mendagri menjelaskan bahwa angka inflasi nasional masih dalam target yaitu 3% year-on-year (y-o-y). Beliau menyampaikan kabar baik bahwa dari bulan Maret ke April, inflasi nasional turun dari 0,5% ke 0,25%. Namun, Mendagri juga menekankan perlunya perhatian khusus pada sektor transportasi, makanan, minuman, dan tembakau.
Berdasarkan Data dari BPS Inflasi Per-Provinsi (y-o-y) tersebut angka Inflasi Daerah Provinsi Kalbar berada di angka 2,72 % atau berada di peringkat ke sebelas, Inflasi Terendah ditempati Provinsi Papua sebesar 1,78% sedangkan Inflasi tertinggi ditempati Provinsi Gorontalo sebesar 4,56%.
Baca Juga : Launching Gerakan Orang Tua Asuh Stunting Bersama BAPPEDA di Puskesmas Sungai Kakap
“Kami akan mengambil tindakan tegas terhadap daerah-daerah dengan angka inflasi tinggi yang tidak menunjukkan upaya serius dalam pengendalian inflasi. Kemudian, tak lupa apresiasi dan penghargaan kepada daerah-daerah yang telah menunjukkan kinerja baik dalam menurunkan inflasi,” tegas Mendagri Tito.
Selain itu Mendagri juga sudah berkomitmen dengan Menteri Keuangan untuk menyiapkan anggaran sebesar 1 Triliun untuk dibagikan tiga kali per empat bulan jadi untuk bulan Mei atau Juni ini segera kita akan sampaikan Pemberian Penghargaan Dana Insentif Daerah (DID) sebesar 10 Milyar bagi 33 daerah yang dipilih, baik Provinsi maupun kabupaten kota sehingga akan disiapkan anggaran sebesar 330 Milyar untuk diberikan kepada daerah yang penanganan Inflasinya terbaik selama 4 bulan dan nantinya akan berlanjut untuk 4 bulan berikutnya hingga total insentif yang disiapkan berkisar di angka 1 Triliun Rupiah.
Kemudian Mendagri Tito Karnavian juga mengingatkan terkait Bahan Kebutuhan Pokok yang perlu diwaspadai kelangkaannya, untuk itu dilakukan mekanisme dengan gerakan menanam atau dengan mengambil stok pada daerah yang surplus.
“Untuk bawang putih perlu update realisasi dan distribusinya, serta beras meskipun turun harganya tapi ada beberapa daerah yang masih diatas harga pemerintah, untuk itu penyerapan harus dilakukan oleh BULOG serta jagung juga perlu dipikirkan supaya masyarakat kita, rakyat, Petani Kita dapat menyiapkan stok kita untuk persiapan di bulan Juli atau Agustus bila terjadi kekeringan,” jelasnya.
Menurutnya, kekuatan dari Daerah adalah pada APBD, dengan dilakukan Intervensi, diharapkan Pendapatannya untuk di bulan April-Mei ini sudah mencapai target di angka 30 sampai 40 % baik dari Pusat maupun dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sementara itu untuk Belanja Daerah juga diharapkan tidak jauh dari Pendapatan, dimana Belanja Pemerintah membuat dua fungsi utama yaitu membuat uang beredar dimasyarakat hingga dapat memperkuat daya beli masyarakat dan konsumsi rumah tangga akan meningkat yaitu sebagai kontributor nomor satu untuk membuat angka pertumbuhan ekonomi.