Suara perempuan juga tidak harus menjadi kunci akan tetapi menjadi penting untuk turut menjadi bagian dalam pengelolaan sumber daya alam berspektif gender. Misalnya dalam rencana pembangunan nasional yang banyak menyorot pembangunan di Kalimantan dengan dalih, pemerataan pembangunan. Kemudian dilihat lagi apakah kebijakan tersebut turut melibatkan perempuan atau tidak, karena suara perempuan juga menjadi bagian dari pengelolaan sumber daya alam walaupun bukan kunci dalam pengambilan kebijakan.
“Banyak peran-peran perempuan di dalam penggolahan sumber daya alam ini, akan tetapi masih kurang bahwa mereka atau perempuan ini turut dilibatkan dalam hal pengambilan keputusan. Apakah di dalam wilayah tersebut dilakukan pembangun dan lainnya, walaupun dalam hal ini perempuan tidak termasuk dalam peran kunci tidak jadi masalah, akan tetapi unsur perempuan atau suara perempuan juga sudah turut berpartisipasi dan ada serta turut berperan memenuhi kewajibannya. Walaupun secara substansi mengakui adanya suara peran perempuan di dalam pengambilan keputusan masih sangat minim,” jelasnya.
Aktivis Gemawan dan FAMM Indonesia, Sri Haryanti menegaskan bahwa hal ini yang perlu terus di dorong dan terus suarakan, bahwa suara perempuan turut berperan aktif dalam memenuhi kewajibannya.
Baca Juga : Koalisi Jurnalis Kalbar Nyatakan Tolak RUU Penyiaran, Dinilai Bungkam Kebebasan Pers
Banyak perempuan yang saat ini turut terlibat dalam peran-peran perempuan dalam pengelolaan sumber dalam alam. Contohnya mulai dari dapur, siapa yang berperan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan bumbu apa yang akan dibeli atau bumbu mana yang dapat ditanam, hal ini mengandung unsur ekonomi. Kemudian siapa yang akan menanam dan siapa yang akan menggolah, maka di sini ada banyak peran-peran perempuan didalamnya.
“Keterkaitannya dalam pemenuhan bumbu dapur, pemenuhan gizi keluarga menjadi contoh sederhana bagaimana suara perempuan juga menjadi kunci sederhana dalam mengambil keputusan sehari-hari. Sehingga isu lingkungan menjadi kompleks untuk terus berkembang,” ucapnya yang menyampaikan Materi Pengenalan Isu Gender dan Lingkungan.
Baca Juga : OJK Gelar Puncak Kegiatan Pemberdayaan Disabilitas Parapreneur dan Parafluencer Kalbar
“Penguatan Akses dan Peran Perempuan dalam Perlindungan Serta Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Inklusif dan Berkelanjutan di Kalimantan Barat”, menjadi tema kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari yakni 11 sampai dengan 12 Juli 2024 yang dibuka oleh Direktur TFCA Kalimantan-KEHATI, Puspa Dewi Liman di Hotel Neo Pontianak, Jalan Gajah Mada.***