HARIAN BERKAT – Penjabat Gubernur Kalbar, dr. Harisson, M.Kes, menghadiri Rapat Koordinasi Mingguan Perihal Pengendalian Inflasi serta Penanganan TBC dan Polio secara virtual di Ruang Analytic Data Kantor Gubernur Kalbar, Senin 15 Juli 2024.
Rakor pada hari ini, Penjabat Gubernur Kalbar didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat (Asisten II Sekda Kalbar), Drs. Ignasius IK, SH, M.Si, juga beserta Kepala Perangkat Daerah Kalbar terkait.
Rakor Pengendalian Inflasi serta Penanganan TBC dan Polio pada Minggu ini dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Jenderal Pol (Purn) Prof. Drs. H.M Tito Karnavian, MA, Ph.D, beserta para pemangku kepentingan terkait inflasi.
Baca Juga : Windy Harap Bantuan Pangan Tekan Angka Kemiskinan Esktrem di Kalbar
Pada Rakor tersebut Menteri Dalam Negeri RI mengatakan bahwa Tingkat inflasi di Indonesia mengalami penurunan signifikan pada bulan Juni 2024, mencapai angka 2,51 persen. Angka ini menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatat inflasi sebesar 2,84 persen.
Penurunan inflasi ini memberikan sinyal positif terhadap pertumbuhan perekonomian nasional, yang kini naik hingga mencapai angka 5,11 persen dari sebelumnya diangka 5,04 persen.
Angka pertumbuhan ekonomi tersebut membuat Indonesia berada di peringkat 44 dari 185 negara di dunia. Kemudian di Negara G20, Indonesia berada di nomor 5 dari 20 negara, begitu juga di Asean yang berada di posisi cukup baik.
Mendagri RI, Tito Karnavian mengungkapkan, penurunan inflasi ini didorong oleh stabilitas harga-harga kebutuhan pokok serta kebijakan pemerintah yang efektif dalam menjaga pasokan barang di pasaran. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan ke bulan (Juni 2024 terhadap Mei 2024) tercatat telah berhasil mengalami deflasi -0,08 persen.

“Biasanya penyumbang utama makanan, minuman dan tembakau. Tapi, berdasarkan data dari BPS, justru ini mengalami deflasi. Kemudian, terjadi peningkatan pada penyediaan makanan restoran, ini pertanda bagus terhadap inflasi, berarti masyarakat punya uang untuk belanja di restoran,” kata Tito Karnavian.
Namun demikian, angka inflasi 2,51 persen di nasional tidak berarti menurunkan angka inflasi di daerah. Berdasarkan data dari BPS, masih terdapat beberapa daerah yang capaian angka inflasinya cukup tinggi.