Naturalisasi yang Kebablasan dan Salah Kaprah

  • Bagikan
Pengamat Sosial, Politik dan Olahraga, Said Fauzi Assegaff, SPi

HARIAN BERKAT – Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Naturalisasi adalah pemerolehan kewarganegaraan bagi penduduk asing menjadi warga negara setelah memenuhi syarat sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

Dari laman resmi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemkum HAM) RI di Yogyakarta, Naturalisasi adalah suatu proses hukum yang dilakukan warga asing untuk memperoleh kewarganegaraan suatu negara atau alih status dari Warga Negara Asing (WNA) ke Warga Negara Indonesia (WNI).

Baca Juga: Kajari Sanggau Dianugrahi Gelar Putra Paduka Bahana Insana Surya Negara dari Istana Surya Negara

Dalam setahun terakhir kata naturalisasi jadi buah bibir di masyarakat Indonesia tetapi dominannya di sepakbola, sejak Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia, Erick Thohir mencanangkan Program Naturalisasi besar-besaran dalam Sepakbola Indonesia.

Sebenarnya program naturalisasi di sepakbola Indonesia udah berjalan sejak tahun 2010 dengan tujuan mendongkrak prestasi klub dan bahkan timnas. Pemain Naturalisasi yang cukup menonjol seperti Greg Nwokolo, Cristian Gonzales dan Alberto (Beto) Goncalves.

Dengan permainan yang impresif, mereka mampu mengkatrol permainan klub tempat mereka bermain, namun karena cuma 1-2 pemain saja mereka bermain untuk tim nasional, baru cukup menaikkan prestasi sedikit dan mengejutkan persepakbolaan Asia Tenggara.

Secara umum untuk meningkatkan prestasi tim nasional untuk bersaing di Asia Tenggara bahkan Asia belum cukup maksimal. Tapi minimal dengan adanya mereka permainan klub dan tim nasional mulai membaik.

Sebenarnya tujuan naturalisasi itu baik:
* mendongkrak prestasi.

* transfer ilmu, skill, taktik dan strategi bermain sepakbola.

* meningkatkan kompetisi pemain.

* meningkatkan motovasi pemain lokal.

Tujuan naturalisasi akan bisa dicapai bila minimal ada satu pemain di masing-masing posisi mulai dari kiper, pemain belakang, gelandang dan pemain depan diambil dari pemain naturalisasi.
Jadi minimal 4-6 pemain naturalisasi ikut main dalam satu tim sepakbola (baik itu klub maupun tim nasional).

Kalau ini dilakukan, pemain lokal di masing-masing posisi semakin tertantang/terpacu untuk berlatih keras meningkatkan kualitasnya agar selalu bisa masuk tim.

Ini yang tidak terjadi, contoh, di klub mungkin sudah melakukan tapi di tim nasional yang saat ini sedang bertarung di Pra Piala Dunia 2026, saat pertandingan melawan “Singa Padang Pasir” Arab Saudi (6 September 2024), kita lihat dari 11 pemain yang diturunkan hanya ada 3 pemain lokal yang ikut bermain yaitu Rizki Ridho, Marcelino Ferdinand dan Witan Sulaiman.

Memang secara luar biasa Indonesia mampu mengimbangi Arab Saudi, tapi kembali ke tujuan naturalisasi tidak tercapai.

Kilas balik ke program naturalisasi yang sudah dilakukan banyak negara.
Di ASEAN, Malaysia dan Philipina sudah lebih dulu melakukan proses naturalisasi pemain sepakbola sebelum tahun 2010, namun Malaysia tidak mendapatkan manfaat dari program naturalisasi yang dilakukan. Bisa jadi mungkin tidak banyak, hanya 1-2 pemain di klub dan tim nasional.

Namun Philipina, cukup merasakan manfaat dari program naturalisasi yang dilakukan dari sebelumnya Negara Antah Berantah di Sepakbola (apalagi di Philipina sepakbola bukan olahraga terfavorit, melainkan Basket).

Setelah program naturalisasi berjalan, pelan-pelan prestasi mereka semakin terangkat, dengan pemain naturalisasi “blasteran” yang sebagian besar diambil dari lnggris dan beberapa negara Eropa lainnya, sejak 2010 Philipina sudah mampu bersaing dengan negara ASEAN yang secara tradisional sudah kuat sepakbolanya seperti Thailand, Malaysia, Vietnam dan lndonesia.
Tidak lagi seperti dulu yang selalu jadi Lumbung Gol.

Baca Juga: Otak Pria di India Ini Berdarah usai Mendengarkan Musik DJ

Pemain-pemain naturalisasi yang cukup menonjol dan menjadi tulang punggung di Tim Nasional Philipina seperti si Kembar Phil dan Joseph Younghusband dan Neil Etheridge.

Di lndonesia, sejak Erick Thohir menjadi Ketum PSSl di tahun 2023 lalu, program naturalisasi semakin masif dilakukan, dan sedikit demi sedikit prestasi tim nasional semakin membaik dengan untuk pertama kalinya mampu lolos ke 16 Besar Piala Asia tahun 2024 dan bahkan saat ini untuk pertama kali juga lndonesia melaju ke Putaran Ketiga Pra Piala Dunia 2026.

Tidak bisa dipungkiri ini adalah karena kualitas pemain naturalisasi yang ada di dalam tim dan yang paling utama adalah kemampuan coach Shin Tae Yong MERAMU strategi yang membuat Tim Nasional jadi lebih kuat.

Beberapa nama pemain naturalisasi yang lebih dulu masuk seperti Jordi Amat, Sandy Walsh, Rafael Struick, Justin Hubner. Menyusul kemudian Thom Haye, Jay ldzes, lvar Jenner, Ragnar Oratmangoen dan Marteen Paes. Yang secara kualitas cukup berada di atas rata-rata pemain lokal.

  • Bagikan