Kinerja TKD yang Tumbuh Positif di Tahun 2024 Guna Mendukung Pembangunan Kalbar

  • Bagikan

HARIAN BERKAT – Highlight Kinerja APBN di Kalbar Hingga September 2024 disampaikan dalam siaran pers kegiatan Rilis APBN pada 30 September 2024.

 Realisasi pendapatan APBN Regional Kalimantan Barat adalah sebesar Rp7.503,78 miliar (60,25% dari target).

Penerimaan perpajakan mengalami kontraksi disebabkan restitusi pajak yang mencapai Rp862,7 miliar dan terdapat beberapa Wajib Pajak besar yang memindahkan kantornya dari wilayah Kalbar.

Sementara itu pos PNBP mengalami pertumbuhan positif 6,50% dengan rincian pos PNBP Lainnya mengalami kontraksi sedalam 0,78% dan pos Pendapatan BLU mengalami pertumbuhan positif 17,38%.

 Realisasi Belanja APBN Regional Kalbar adalah sebesar Rp20.395,00 miliar atau sebesar 62,37% dari total pagu anggaran, terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat (K/L) sebesar Rp6.734,98 miliar dan Belanja Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp13.660,03 miliar.

Seluruh komponen pada Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan postif kecuali pada pos Belanja Bansos.

Baca Juga : Inflasi yang Terjaga Dengan Kinerja Belanja yang Solid, Dukung Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif

 Tingkat inflasi Kalbar hingga 31 Agustus 2024 sebesar 1,47% (year on year) dengan tingkat inflasi tertinggi berada di Kabupaten Sintang yaitu sebesar 2,11% dan tingkat inflasi terendah berada di Kota Singkawang yaitu sebesar 1,16%.

Selanjutnya Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) tercatat masing masing berada pada angka 155,21 dan 100,17.

 Penyaluran TKD sampai dengan 31 Agustus 2024 adalah sebesar Rp13.660,04 miliar, dengan realisasi tertinggi pada pos Dana Alokasi Umum.

Secara nominal, penyaluran TKD tertinggi terjadi di Pemerintah Provinsi Kalbar (Rp1.963,35 miliar) dan terendah di Kota Singkawang (Rp443,51 miliar).

Sedangkan secara persentase salur dari total alokasi TKD tertinggi adalah Kabupaten Melawi (76,58%) dan terendah adalah Kabupaten Ketapang (59,29%).

Sementara itu Dana Desa telah terealisasi sebesar Rp.1.460,35 miliar (77,31% dari pagu).

Highlight Kinerja APBD di Kalbar Hingga September 2024

 Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Kalbar masing-masing adalah sebesar Rp16.782,51 miliar dan Rp14.433,11 miliar, serta mengalami surplus sebesar Rp2.349,40 miliar.

 Pendapatan APBD Kalbar terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terealisasi sebesar Rp3.477,69 miliar (61,35 dari target), Pendapatan Transfer Rp13.275,60 miliar (60,70% dari target), dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Rp29,22 miliar (27,18% dari target).

Belanja Daerah Kalbar didominasi oleh Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Transfer, dan Belanja Tidak Terduga.

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Ultra Mikro (Umi)

 Sampai dengan Agustus 2024, penyaluran KUR di Kalbar mencapai Rp3,09 triliun untuk 42.428 Debitur, mengalami peningkatan sekitar Rp391,00 miliar dibandingkan bulan

sebelumnya serta mengalami peningkatan sebesar Rp519,1 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga : Kanwil DJPb Kalbar Gelar Treasury Goes to Campus Dalam Rangka Diseminasi Kajian Fiskal Regional

 Pada periode Juli dan Agustus 2024, penyaluran KUR terbesar terdapat di Kabupaten

Ketapang dengan penyaluran sebesar Rp387,45 miliar untuk 4.971 debitur (mengalami peningkatan sekitar Rp54,19 miliar) diikuti Kota Pontianak dan Kabupaten Sambas dengan masing-masing penyaluran Rp376,57 miliar dan Rp372,24 miliar.

Debitur terbanyak penerima KUR berada di Kabupaten Sambas dengan jumlah 6.196 debitur.

“Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Bengkayang masih menjadi wilayah dengan penyaluran KUR paling rendah di Kalimantan Barat dengan besar penyaluran Rp57,89 untuk Kabupaten Kayong Utara dan Rp114,06 untuk Kabupaten Bengkayang. Namun keduanya mengalami peningkatan penyaluran apabila dibandingkan dengan bulan Juli 2024” jelas Kepala Seksi Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II B Kanwil DJPb Provinsi Kalbar, Gunawan Setiono.

 Jumlah penyaluran pembiayaan Ultra Mikro (UMi) sampai dengan Agustus 2024 mencapai 14.320 Debitur dengan total penyaluran sebesar Rp63,49 miliar, mengalami peningkatan sekitar Rp373 juta dibandingkan dengan bulan Juli 2024 sedangkan apaliba dibandingkan dengan peridoe Agustus 2023, penyaluran UMi mengalami peningkatan yang sangat signifikan sebesar Rp32,15 miliar.

 Sampai dengan Agustus 2024, Kota Pontianak masih menjadi daerah dengan penyaluran UMi terbesar di Kalbar dengan penyaluran sebesar Rp8,95 miliar untuk 1.970 Debitur, tidak terdapat peningkatan yang signifikan apabila dibandingkan bulan Juli 2024 sebesar Rp73 juta.

Penyaluran terbesar diikuti oleh Kabupaten Kubu Raya dengan penyaluran sebesar Rp6,92 miliar untuk 1.533 Debitur, meningkat 3 Debitur dibandingkan bulan sebelumnya.

 Kabupaten Sekadau dan Kabupaten Kayong Utara menjadi wilayah dengan tingkat penyaluran UMi paling rendah yaitu Rp1,44 miliar untuk Kabupaten Sekadau dan Rp0,10 miliar untuk Kabupaten Kayong Utara.

Baca Juga : Kinerja APBN Kalbar Mampu Terjaga dengan Baik Guna Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif

Kabupaten Sekadau tidak mengalami peningkatan penyaluran UMi dibandingkan bulan Juli 2024.***

  • Bagikan