Diskusi Terfokus Tiga Binua, Perempuan Muda Upaya Regenerasi Penjaga Tradisi Pengelolaan Alam

  • Bagikan

HARIAN BERKAT – Kegiatan Kolaborasi Gemawan dan Institut Dayakologi yang menghadirkan setiap elemen masyarakat seperti pemuka agama, tokoh adat, pemerintahan desa, karang taruna, kelompok tani, dan kelompok perempuan muda serta unsur lainnya memasuki babak berikutnya.

Kali ini kegiatan dilakukan secara paralel seperti di Aula Kantor Desa Suak Barangan, Bumbun, dan Sekabuk, Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Mempawah. Dan berlangsung selama tiga hari dari tanggal 09 hingga 11 Oktober 2024.

Duyung sapaan akrabnya, Aktvis Institut Dayakologi menerangkan bahwa Perempuan muda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Baca Juga : Gus Dur Memorial Lecture Digelar di Kampus STAKat Negeri Pontianak, Bahas Moderasi Beragama

Perempuan muda sering kali menjadi penjaga pengetahuan tradisional tentang pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, sekaligus terbuka terhadap inovasi dan teknologi baru yang dapat mendukung upaya pelestarian lingkungan.

“Selain itu., perempuan muda juga berpotensi menjadi pemimpin dalam gerakan lingkungan di tingkat akar rumput. Mereka dapat mengorganisir komunitas untuk melakukan aksi-aksi pro-lingkungan,” ujar Duyung.

Oleh karena itu, menurut Duyung, perlunya menggali perspektif stakeholder desa tentang peran perempuan muda dalam mitigasi perubahan iklim yang nantinya sekaligus menganalisis kendala dan tantangan, yang dihadapi dalam upaya pemberdayaan perempuan muda terkait isu perubahan iklim.


Baca Juga : Belajar Bersama Perempuan Muda di Kalangan Masyarakat Adat di Tiga Desa, Gagas Restorasi Hutan dan Lahan

Sementara itu Pegiat Gemawan, Ageng mengatakan bahwa perempuan muda merupakan bagian yang fundamental dari sendi peradaban.

“Dalam konteks pengelolaan hutan dan lahan perempuan muda nantinya akan menggantikan peran pendahulunya dalam melestarikan hutan,” ungkap ageng

Oleh karena itu, kata Ageng, melalui diskusi terfokus ini menjadi ruang dari multi-persepktif untuk melihat bagaimana cara pandang terhadap perempuan dalam hal pengelolaan sumber daya alam.

Baca Juga : Eco Bhinneka Muhammadiyah Kalbar, Pesan Tokoh Agama Melalui Pembelajaran Kebhinekaan dan Pelestarian Lingkungan

“Misi ini harus mulai intens digalakan, artinya mesti ada penerus dan pelestari baru untuk menjaga sesuai dengan nilai-nilai luhur yang sudah diajarkan sejak dahulu,”  tambahnya.***

  • Bagikan