HARIAN BERKAT – Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi tuan rumah sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri dengan tema: “Memajukan Budaya Menonton Sesuai Usia,” pada Selasa, 22 Oktober 2024, Kota Pontianak.
Kegiatan ini dipimpin oleh Ketua Komisi III Lembaga Sensor Film (LSF), Kuat Prihatin, yang menekankan pentingnya penyensoran film untuk melindungi anak-anak dari konten yang tidak sesuai.
Dalam kegiatan itu, Kuat Prihatin memaparkan data mengejutkan terkait penyensoran film di Indonesia.
“Dari 41.000 judul film, hanya 2,8% yang telah disensor oleh LSF. Ini menunjukkan bahwa banyak film yang beredar di platform Over-The-Top (OTT) belum terjangkau oleh proses penyensoran,” kata Kuat Prihatin.
41.000 judul film yang disensor LSF hanya 2,8% yang sudah dipotong di jaringan informatika. Ini menjadi perhatian serius, mengingat banyaknya film yang beredar dan potensi risiko yang ada.
Diskusi juga membahas target sosialisasi yang ingin dicapai, yaitu menjangkau 10.000 orang. Saat ini, baru sekitar 100 orang yang terpapar informasi tentang pentingnya sensor film. Upaya sosialisasi dilakukan dengan mengunjungi berbagai lokasi, termasuk sekolah dan bioskop
Di mana iklan layanan masyarakat ditampilkan sebelum film. Diperkirakan, jumlah penonton bioskop dalam setahun mencapai 60-70 juta orang, yang menjadi potensi besar untuk sosialisasi lebih lanjut.
Selain itu, ada rencana untuk memasukkan pesan sosialisasi ke dalam kurikulum pendidikan melalui kerja sama dengan badan standarisasi kurikulum.
Dampak Film Terhadap Anak
Diskusi dalam rapat juga mencakup dampak positif dan negatif dari film, terutama terkait dengan konten yang tidak sesuai untuk anak-anak. Beberapa poin utama yang diangkat adalah kekerasan, horor, pornografi atau asusila.
Baca Juga : Pelatihan Literasi Digital Sekolah Kebangsaan Edukasi Pemilih Pemula Tentang Hoax Pemilu
Pentingnya kesadaran terhadap konten film yang mengandung unsur-unsur tersebut sangat ditekankan, karena dapat berdampak negatif jika ditonton oleh anak-anak.
Meskipun ada penggolongan usia untuk film, orang tua diingatkan untuk lebih selektif dalam memilih film yang sesuai untuk anak-anak mereka.
Tanggung Jawab Orang Tua
Kesadaran dan tanggung jawab orang tua sangat penting dalam menjaga anak-anak dari konten yang tidak pantas.
Beberapa hal positif dari film, seperti promosi daerah, kuliner, dan fashion, tetap harus diimbangi dengan kesadaran akan konten sensitif yang mungkin muncul.
Positif: Promosi daerah, kuliner, fashion
Negatif: Kekerasan, horor, narkoba, pornografi
Sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri di Kota Pontianak ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penyensoran film.
Dengan target yang ambisius dan upaya yang terencana, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan melindungi anak-anak dari konten film yang tidak sesuai.
Kesadaran bersama menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan menonton yang lebih aman dan sehat.
Kuat Prihatin menekankan pentingnya kesadaran orang tua dalam memilih film yang ditonton oleh anak-anak. Meskipun telah dilakukan penyensoran film dan penggolongan usia, keputusan akhir tetap ada di tangan orang tua.