Ia menambahkan, budaya saprahan merupakan cara makan yang telah ada sejak zaman dahulu dan merupakan warisan leluhur saat menjamu para tamu pada perayaan hari besar. Oleh karena itu, dirinya mengajak masyarakat, khususnya generasi muda untuk menjaga bersama budaya saprahan.
“Bersaprah adalah adab dalam memuliakan tamu, budaya ini jangan sampai hilang ditelan waktu karena saprahan memiliki makna yang positif dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Ani Sofian.
Baca Juga : Pontianak Galakkan Kembali Tanaman Lidah Buaya
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Sri Sujiarti memaparkan, diselenggarakannya festival saprahan ini ditujukan sebagai wujud tanggung jawab moral dan kepedulian terhadap nilai kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di Kota Pontianak serta meningkatkan silaturahmi yang baik di kalangan generasi muda.
Baca Juga : Sinergi dengan TCC Untan, DJP Kalbar Berikan Strategi Tingkatkan Nilai Produk
“Agar mengenal, memahami dan bangga dengan budaya lokal,” ucapnya.***