To Be Number One

  • Bagikan
Pengamat Sosial, Politik dan Olahraga, Said Fauzi Assegaff, SPi

HARIAN BERKAT – To Be Number One adalah sebuah ldiom yang saat ini begitu menggema baik dalam dunia politik nasional, dunia marketing, dunia olahraga (sepakbola, bulutangkis, motogp dan beberapa topik olahraga yang sedang hangat).

Idiom To Be Number One merupakan sebuah motivasi untuk menjadi yang terbaik/jadi nomor satu dalam kompetisi di bidang apapun.

Baca Juga: Anomali Promosi Alat Peraga Kampanye Paslon Pilkada

Ada adu cepat, adu teknik, adu strategi, adu visi, misi dan program dengan mengusung semangat kompetisi yang fair/fair play untuk mencapai tujuan akhir yaitu menjadi pemenang.

Dalam dunia politik ada Pilkada Serentak di tanah air tanggal 27 November 2024 untuk memilih Gubernur/Wakil, Bupati/Wakil serta Walikota/Wakil.

Untuk dunia, ada Pilpres di AS November ini yang jadi Centre Of Exelence (Pusat Perhatian) dunia.

Akankah Donald Trumph kembali menjadi Presiden AS mengalahkan Kamala Haris?.

Untuk Pilkada Serentak di tanah air.
Akankan lncumbent/Petahana baik itu Gubernur, Bupati maupun Walikota terpilih kembali menenangkan persaingan di Pilkada?

Apapun itu banyak keinginan dari pemilih di Pilkada Serentak di tanah air dan Pilpres AS bahwa yang terpilih nanti adalah wajah baru yang menjadi “New Hope” (Harapan Baru) dengan visi dan misi yang membumi, lebih merakyat dan lebih visioner demi terciptanya masyarakat yang produktif, adil dan merata dengan pimpinan yang mengerti rakyat.

Di dunia marketing, perusahaan atau individu (UMKM) berlomba-lomba mengejar target perusahaan dengan strategi marketingnya.

Seperti yang pernah dibahas penulis pada tulisan sebelumnya tentang politik dan strategi marketing, fokus untuk meningkatkan perform yang paling utama adalah di PEOPLE (manusia) dan PRODUK (produk) nya).

Tentunya dimulai dari pimpinan marketing sampai ke jajaran yang bersentuhan langsung dengan konsumen yaitu tim marketingnya.

Disini perusahaan marketing dan UMKM melakukan up grade, pelatihan dan seminar2 leadership (kepemimpinan) maupun followership (keanakbuahan) terhadap tim marketingnya.

Diharapkan tim marketing benar-benar mampu “mencuri hati pelanggan” dengan memberikan gambaran secara gamblang kepada calon konsumen tentang “nilai plus” produk yang ditawarkan sehingga produk bisa diminati calon konsumen.

Baca Juga: Kampanye yang Beradab dan Bermarwah

Di dunia olahraga juga demikian, aktualnya di Sepakbola dan MotoGp.

  • Bagikan