HARIAN BERKAT – Olahraga memiliki banyak bermanfaat bagi kesehatan. Tapi tahukah Anda, bahwa olahraga kurang tepat justru berdampak pada serangan jantung. Kok bisa?
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (FK UMM), dr. Dedy Irawan, Sp.JP. menjelaskan bahwa olahraga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan serangan jantung.
Baca Juga: Lima Posisi Tidur Ini Baik untuk Kesehatan Jantung
Hal tersebut lantaran olahraga adalah aktivitas fisik yang menyebabkan aktivitas jantung meningkat. Meski demikian, tidak bisa dikatakan bahwa olahraga yang menyebabkan kematian.
“Perlu diperhatikan, tidak semua olahraga yang dilakukan itu sudah benar. Jenis olahraga orang yang sehat dengan dengan yang tidak sehat pasti berbeda. Maka dari itu ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan saat ingin berolahraga,” ucap Dedy.
Karena itu, dia menyarankan beberapa hal, agar tidak menjadikan olahraga yang seharusnya orang jadi sehat, malah terkena serangan jantung.
Pertama, ketika berolahraga harus memilih yang sesuai dengan kemampuan. Bagi individu yang masih muda serta memiliki fisik yang kuat dan sehat bisa melakukan olahraga apapun.
Berbeda dengan orang yang memiliki riwayat penyakit jantung. Kedua, olahraga rutin dan bertahap. Saat pertama kali berolahraga, kita tidak boleh langsung melakukan olahraga yang berat.
“Jika kita memaksakan berolahraga di luar kemampuan, maka jantung tidak akan kuat dan hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya serangan jantung,” tambahnya.
Ketiga, penuhi cairan dan nutrisi. Saat berolahraga, seseorang pasti akan kehilangan banyak cairan sehingga menyebabkan dehidrasi dan gangguan elektrolit.
Jika terjadi gangguan elektrolit, maka akan terjadi gangguan irama jantung dan dapat menyebabkan serangan jantung. Gangguan irama jantung ialah kondisi dimana ritme jantung tidak teratur.
“Terakhir yang mungkin terjadi adalah, memiliki faktor resiko lainnya sehingga menyebabkan orang tersebut meninggal saat berolahraga,” tambahnya.
Dedy mengatakan bahwa belum dapat dipastikan dengan baik penyebab serangan jantung di Indonesia, dikarenakan kurangnya data. Tidak seperti di luar negeri yang memiliki data lengkap pasiennya, terutama data kematian pada atlet.