Mutiara Hati: Moderasi Beragama

  • Bagikan
Ilustrasi Moderasi/Pixabay

HARIAN BERKAT – Kita mencintai bangsa dan negara ini karena diajarkan dan diwajibkan oleh agama demikian sebaliknya negara yang kita cintai ini mewajibkan warganya untuk beragama. Karena itu moderasi beragama merupakan konsep menjalankan agama secara seimbang (wasathiyyah), tidak ekstrem ke arah berlebihan (ghuluw) maupun terlalu longgar (tafrith).

Prinsip ini tercermin dalam banyak anjuran yang menekankan keadilan, keseimbangan, dan toleransi dalam beribadah, bermasyarakat, dan berhubungan dengan orang lain.

Baca Juga: Mutiara Hati: Induk dari Penyakit Hati

Dalil Moderasi dalam Islam
1. Islam Sebagai Agama yang Tengah (Wasathiyyah)
Allah SWT berfirman:
“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang tengah (wasath), agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” (QS. Al-Baqarah: 143)

Ayat ini menegaskan bahwa umat Islam dituntut untuk menjadi umat yang moderat, tidak condong kepada ekstremisme maupun kebebasan tanpa batas.
2. Larangan Ekstremisme dalam Beragama

Rasulullah SAW bersabda:

“Jauhilah oleh kalian sikap ghuluw (berlebih-lebihan) dalam agama, karena sesungguhnya yang membinasakan umat-umat sebelum kalian adalah sikap berlebih-lebihan dalam agama.” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i)

Moderasi menghindarkan umat Islam dari praktik-praktik berlebihan yang dapat menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya.
3. Menjaga Keadilan dan Keseimbangan

Allah SWT berfirman:

“Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca.” (QS. Ar-Rahman: 9)

Islam mengajarkan keseimbangan dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam beragama.

Prinsip-Prinsip Moderasi Beragama dalam Islam
1. Keseimbangan Antara Dunia dan Akhirat
Islam mengajarkan umatnya untuk tidak hanya fokus pada kehidupan akhirat tetapi juga tidak lalai terhadap urusan dunia.

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia.” (QS. Al-Qasas: 77)

2. Toleransi dalam Beragama
Islam mengakui keberagaman agama dan keyakinan sebagai bagian dari sunnatullah.

“Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” (QS. Al-Kafirun: 6)
Moderasi berarti menghormati keyakinan orang lain tanpa merusak prinsip-prinsip akidah Islam.

3. Larangan Fanatisme
Islam menolak sikap ashabiyah (fanatisme) yang dapat memecah belah umat dan menimbulkan konflik.
Rasulullah SAW bersabda:

  • Bagikan