HARIAN BERKAT – Pemakaian pemanis buatan yang semakin marak di berbagai produk makanan dan minuman, dari soda hingga camilan rendah kalori, kini semakin mendapat perhatian karena potensi dampaknya terhadap kesehatan.
Meskipun menawarkan pilihan rendah kalori bagi mereka yang sedang menjaga berat badan, pemanis buatan seperti aspartam, sakarin, dan sucralosa telah menjadi topik kontroversial di kalangan ilmuwan dan pakar kesehatan.
Baca Juga: BRIN Ungkap Faktor Penyebab Banjir di Jabodetabek dan Solusinya
Berdasarkan penelitian terbaru, konsumsi pemanis buatan dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Salah satu dampak yang paling mencolok adalah gangguan metabolisme, yang dapat berkontribusi pada obesitas dan penyakit jantung.
Penelitian menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat mempengaruhi keseimbangan gula darah dan meningkatkan rasa lapar, yang pada gilirannya mendorong konsumsi kalori berlebih.
Selain itu, pemanis buatan juga diduga dapat mengganggu mikrobiota usus, yaitu kumpulan mikroorganisme yang berperan penting dalam pencernaan dan sistem kekebalan tubuh. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa beberapa pemanis buatan dapat mengubah komposisi bakteri di usus, yang dapat menyebabkan peradangan dan gangguan pencernaan pada manusia, meskipun bukti lebih terbatas, beberapa studi menunjukkan hubungan antara konsumsi pemanis buatan dengan masalah pencernaan dan peningkatan risiko penyakit metabolik.
Pemanis buatan juga telah dikaitkan dengan gangguan neuropsikiatrik. Beberapa studi menyarankan bahwa aspartam, salah satu pemanis buatan yang paling banyak digunakan, dapat memengaruhi suasana hati dan berhubungan dengan sakit kepala atau migrain pada sebagian orang.
Meski belum ada konsensus ilmiah yang jelas, beberapa penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi pemanis buatan dengan peningkatan risiko gangguan mental, seperti kecemasan dan depresi.
Pemerintah dan badan kesehatan dunia, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), telah memperingatkan agar pemanis buatan tidak dikonsumsi secara berlebihan.
Meskipun masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk benar-benar memahami semua potensi dampak jangka panjang, banyak ahli kesehatan yang menyarankan agar konsumen lebih bijak dalam memilih produk yang mengandung pemanis buatan dan mengutamakan konsumsi bahan alami.
Baca Juga: Hindari Bau Mulut saat Puasa, Begini Caranya
Namun, meskipun banyak informasi yang memperingatkan potensi dampak buruk dari pemanis buatan, produk-produk ini tetap banyak diminati karena dianggap sebagai alternatif yang lebih sehat dibandingkan dengan gula. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang akurat dan memahami risiko yang mungkin timbul dari konsumsi pemanis buatan secara berlebihan.