HARIAN BERKAT – Ibadah puasa di bulan Ramadan merupakan kewajiban yang menyucikan baik fisik maupun rohani umat Islam. Setiap amal ibadah yang dilaksanakan selama bulan suci ini mendatangkan berbagai keutamaan dan keberkahan yang luar biasa.
Namun, tidak jarang ada berbagai perbedaan pemahaman dalam praktik ibadah puasa, salah satunya mengenai tidur saat berpuasa.
Baca Juga: Berpuasa di Bulan Ramadhan ala Stoikisme
Beberapa orang percaya bahwa tidur selama berpuasa adalah bagian dari ibadah yang sah. Namun, benarkah pemahaman tersebut sesuai dengan ajaran Islam yang benar?
Salah satu hadis yang sering dijadikan dasar oleh sebagian orang adalah yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dianggap oleh sebagian orang sebagai dasar untuk meyakini bahwa tidur saat berpuasa adalah ibadah yang mendapatkan pahala.
Namun, menurut Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Fatihun Nada, hadis ini tidak dapat dijadikan landasan yang sahih dalam memahami tidur sebagai ibadah.
“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni. Namun, perlu diketahui bahwa hadis ini berstatus tidak sahih atau tergolong dalam hadis da’if (lemah),” tegasnya.
Kiai Fatihun menjelaskan bahwa tidur yang berlebihan, yang hanya bertujuan untuk menghindari rasa lapar dan haus, tidak akan mendapatkan nilai ibadah. Tidur semacam ini, menurutnya, lebih cenderung sebagai tindakan yang menyia-nyiakan waktu yang seharusnya digunakan untuk beribadah.
Padahal semestinya Ramadan diisi dengan ibadah karena nilainya berkali-kali lipat dibandingkan hari biasa.