Mutiara Hati: Puasa Ular dan Puasa Ulat

  • Bagikan
Foto: Ilustrasi puasa/PMJ

HARIAN BERKAT – Sebuah analogi yang inspiratif dari puasa Ular yakni agar ular mampu menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu cara yang harus dilakukannya adalah ia harus mengganti kulitnya secara berkala.

Dan untuk mengganti kulit tersebut sang ular tidak serta merta bisa langsung menanggalkan kulit lamanya begitu saja. Tetapi ia harus Berpuasa dalam kurun waktu tertentu terlebih dahulu, Setelah Puasanya Selesai maka barulah kulit luarnya terlepas dan muncul kulit yang baru.

Baca Juga: Puasa Ramadan, Proses Penyesuaian hingga Regenerasi

Namun meskipun sang ular sering berpuasa dan mengganti kulitnya, anehnya ia tetap seperti ular semula, tidak ada perubahan, baik tabiat dan kebiasaannya.

Sebuah Ibroh dari Puasanya Ular :

1. Wajah ular sebelum dan sesudah puasa tetap Sama.

2. Nama ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama yakni Ular.

3. Makanan ular sebelum dan sesudah puasa tetap Sama.

4. Cara Bergerak sebelum dan sesudah puasa tetap Sama.

5. Tabiat dan Sifat sebelum dan sesudah puasa tetap Sama.

Dan Puasa Ulat yang artinya ulat termasuk hewan yang rakus, Karena hampir sepanjang waktunya di habiskan untuk makan. Tapi begitu sudah bosan menjadi ulat, ia akan melakukan perubahan dengan cara berpuasa untuk menjadi kupu-kupu.

Dan puasa yang ia kerjakan benar-benar sangat berkualitas, mulai dari mengasingkan diri, menjauhkan dari tempat makanan, membungkus badannya dengan kepompong, sehingga ia benar-benar berpuasa bukan sekedar menahan lapar dan haus saja tetapi mulut, mata dan anggota tubuh lainnya juga berpuasa dan berusaha menghindari segala bentuk hawa nafsu yang dapat mengganggu puasanya.

Dan setelah berminggu-minggu berpuasa, maka keluarlah dari kepompong seekor makhluk baru yang sangat indah bernama Kupu-Kupu.

  • Bagikan