HARIAN BERKAT – Prabowo Effect adalah istilah yang penulis berikan pada gebrakan yang dilakukan Presiden Rl ke 8, Prabowo Subianto sesaat setelah pelantikan beliau pada tanggal 20 Oktober 2024 lalu.
Ada 6 point penting yang beliau sampaikan secara tegas dan berapi-api pada saat itu:
1. Bahaya Kebocoran Anggaran.
2. Menyoroti Angka Kemiskinan.
3. Swasembada Pangan.
4. Swasembada Energi.
5. Pemberantasan Korupsi.
6. Politik Luar Negeri.
Baca Juga: Ini Tips Berkendara saat Cuaca Hujan dan Banjir dari Asmo Kalbar
Ungkapan Hangat-hangat Tahi Ayam dalam Kamus Besar Bahasa lndonesia (KBBl) artinya adalah melakukan sesuatu dengan semangat membara di awal, tetapi kemudian ditinggalkansaat bosan.
Arti lain adalah kemauan yang tidak tetap atau tidak kuat.
Pada tulisan ini penulis hanya membahas point 1 (Bahaya Kebocoran Anggaran), point 2 (Menyoroti Angka Kemiskinan) dan point 5 (Pemberantasan Korupsi).
Dengan adanya Prabowo Effect di awal-awal pemerintahannya, lembaga penegak hukum (Kejaksaan, Kepolisian dan Komite Pemberantasan Korupsi) serta para Menteri “tersentak” dan “seolah-olah berlomba-lomba” mau membuktikan mengikuti hal yang disampaikan Prabowo dalam Pidato Kenegaraannya yang cukup tegas dan berapi-api saat itu.
Dimulai dari gebrakan Menteri Pertanian Amran Sulaiman (menjabat sejak 2019) dengan membuka kasus korupsi di Departemennya.
Demikian juga Jaksa Agung, ST Burhanuddin (menjabat sejak 2019) menggebrak lewat penangkapan Kepala Balitbang Diklat Kumdil Mahkamah Agung, L. Zarof Ricar dalam kasus suap gratifikasi pengurusan vonis Ronald Tanur di Mahkamah Agung serta kasus gratifikasi import gula dengan menetapkan Menteri Perdagangan (Tom Lembong) sebagai tersangka.
Cukup baik memang yang dilakukan Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Jaksa Agung ST Burhanuddin.
Pertanyaannya???
Kenapa baru sekarang, padahal sudah menjabat sejak 2019..
Belum lagi Kementerian Komunikasi Digital (Komdigi, dulu Kominfo) menggebrak dengan memblokir sebanyak 94.720 situs judi online dalam 3 hari!
Sementara Kepolisian menggebrak kasus judi online di Kementerian Komunikasi Digital (Komdigi).
Menteri nya Budi Arie juga sudah menjabat Menteri di Kementrian Kominfo sejak tahun 2023.
Agak menjadi sebuah tanda tanya, Budi Arie Setiadi yang disinyalir terlibat Judi Online (Judol) sejak 21 Oktober 2024 diganti oleh Meutya Hafid sebagai Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi). Meski di Kementeriannya disinyalir ada terlibat kasus Judi Online, sampai hari tidak ada lagi beritanya.
Semakin menunjukkan bahwa Pemerintah tidak serius menuntaskan kasus-kasus korupsi. Di awal-awal pemerintahan Presiden Prabowo cukup terlihat bahwa Prabowo dengan ketegasannya akan membawa lndonesia ke arah yang lebih baik.
Memang benar seperti kata ungkapan yang mengatakan Kalau pimpinannya seperti Macan, pasti sikap, perilaku dan tindakan bawahannya akan seperti macan, namun bila pimpinannya seperti Kambing niscaya sikap, perilaku dan tindakan bawahannya juga akan seperti kambing.
lni yang kita lihat dampak Prabowo Effect terhadap roda pemerintahan yang dijalankan beliau di awal-awal pemerintahannya.Namun semakin kesini, tampaknya semakin runyam, Program 100 hari (November 2024-Januari 2025) berlalu begitu saja (Gone With The Wind) tanpa ada evaluasi.
Dan bahkan sejak akhir Januari 2025 mulai banyak permasalahan lain yang timbul dimulai dari Kasus Pagar Laut di Pesisir Pantai Banten yang sampai hari ini belum jelas kelanjutannya, malah yang baru jadi tersangka hanya Kades Kohod, Asrin dan jajarannya.
Sementara Aguan melenggang begitu saja.
Termasuk kasus korupsi di PT. Timah yang merugikan negara hampir 300 Trilyun. Hasil sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) memvonis Harvey Moeis sebagai tersangka utama pada tanggal 23 Desember 2024 hanya 6,5 tahun penjara. lni sangat melukai hati masyarakat lndonesia.
Di saat seorang Nenek Asyani di Situbondo divonis hukuman satu tahun penjara dalam kasus pencurian kayu jati. Dan seorang pencuri pisang di Kabupaten Pati Jawa Tengah dihukum warga dengan diarak keliling kampung dengan melilitkan pisang di tubuhnya.
Begitu berat hukuman Nenek Asyani dan begitu berat beban moral yang dipikul oleh pencuri pisang di Pati. Sementara yang korupsi hampir 300 Trilyun hanya divonis 6,5 tahun penjara.