HARIAN BERKAT – Bertujuan agar organisasi bisa mendukung program pemerintah menjadi salah satu tujuan dari terbentuknya Perhimpunan Perempuan Dayak Provinsi Kalbar.
Demikian disampaikan Ketua Perhimpunan Perempuan Dayak periode 2023-2028 Provinsi Kalbar, Fransiska Editawaty saat ditemui sebelum kegiatan Rapat Kerja yang dilaksanakan di Rumah Betang Jalan Sutoyo Pontianak Selatan, Kamis 20 Maret 2025.
Menurutnya, dibentuknya Perhimpunan Perempuan Dayak Provinsi Kalbar memiliki harapan besar agar bisa mewujudkan tujuan terbentuknya organisasi perempuan dayak, karena sesuai jika hanya mengharapkan biro perempuan tidak dapat mengakomodir permasalahan perempuan dan anak.
“Banyak yang sudah dilakukan dan sudah melalu tiga kepengurusan, yang sempat vakum selama 13 tahun dan dihidupkan kembali oleh Pak Kimha pada 13 Maret 2023 melalui Musyawarah Perempuan Dayak dan saya menjadi ketua dan dilantik pada Agustus 2023,” katanya.
Ia melanjutkan bahwa setelah terpilih sebagai ketua ia lanjut ke program kerja melalui rapat kerja pertama yang dilaksanakan pada 7 Oktober 2023 lalu. Yang kemudian merekomendasikan banyak hal yang harus dikerjakan pengurus dan harus membentuk pengurus perempuan Dayak di wilayah lainnya.
Baca Juga : Wanita Katolik RI DPD Kalbar Masa Bakti Tahun 2024 – 2029 Resmi Dilantik, Berikut Program Kerjanya
“Untuk saat ini Perhimpunan Perempuan Dayak sudah hadir di Kota Pontianak, Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Sambas. Dan akan segera menyusul Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Bengkayang,” jelasnya didampingi Anggota Sekretaris Dua, Helaria Nirwana.
Dan terkait rapat kerja saat ini ia menyampaikan kegiatannya adalah laporan pertanggungjawaban apa saja yang sudah dikerjakan selam dua tahun ini sudah bentuk Perhimpunan Perempuan Dayak di beberapa kabupaten dan Kota di Kalbar.
“Kita juga akan terus membenahi organisasi, misalnya akan didaftarkan ke kesbangpol. Dan saat ini sedang dalam proses melengkapi administrasi. Pihak DAD juga akan terus mendampingi karena Perhimpunan Perempuan Dayak ini merupakan organisasi sayap dewan adat dayak,” paparnya.
Ditemui ditempat yang sama Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Barat (Kalbar) Cornelius Kimha menyampaikan bahwa keberadaan organisasi Perempuan Dayak dalam DAD sudah di inisiasi lebih aktif lagi sejak tahun tahun dan berjalan sampai saat ini di 2025, walaupun organisasi sempat vakum selama 13 tahun.
“Organisasi perempuan ini kita hidupkan kembali, walaupun sempat vakum selama belasan tahun. Karena kita punya harapan besar terhadap organisasi perempuan Dayak ini, semoga dapat berkembang kekepannya,” ungkapnya.
Menurutnya keberadaan Perhimpunan Perempuan Dayak ini tidak hanya eksis bidang kebudayaan saja, tujuan pokoknya perempuan ini adalah sosok ibu rumah tangga dimana perempuan dalam rumah tangga adalah tiang rumah tangga, khususnya dalam pembentukan karakter.
Baca Juga : Pelantikan Pengurus Wanita Katolik RI DPD Kalbar Masa Bakti 2024 – 2029
“Seorang ibu dalam rumah tangga sangat penting sebagai tiang rumah tangga, terutama dalam pembentukan karakter generasi muda agar lebih baik lagi,” ucapnya.
Melalui Perhimpunan Perempuan Dayak ini, lanjut Kimha dapat jadi ajang untuk saling berbagi cerita dan menambah pengetahuan, terutama terkait perkembangan dinamika yang digadang-gadang pemerintah khususnya bidang kesehatan, perempuan atau ibu dan anak.
“Perhimpunan Perempuan Dayak ini dapat menjadi tempat berkumpul selain untuk wadah bersilaturahmi berbagi ide cerita dan diarahkan bagaimana dapat menjadi bagian dan mendukung program pemerintah dan rumah tangga agar kedepan hidup lebih baik,” harapnya.
Sebagai Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalbar, Cornelius Kimha melihat perkembangan organisasi perempuan di Kalbar sangat baik dan berkembang. Hal tersebut terlihat dalam even-even kebudayaan di Kalbar keikutsertaan organisasi perempuan dayak cukup aktif, terutama dalam mendukung even kebudayaan sudah sangat baik.
Baca Juga : Usung Tema Dari Hati Turun ke Alam, Kolaborasi Gemawan Bersama Kitabisa dan HARPA
“Untuk di 14 kabupaten dan kota sudah banyak organisasi perempuan, tapi khusus perempuan dayak ini baru ada di beberapa kabupaten, Kota Pontianak, Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Sambas. Semoga kedepan dapat terus berkembang, khususnya dalam membangun generasi muda dayak khususnya perempuan dayak,” tambahnya.***