HARIAN BERKAT – Pemerintah Israel menuai perhatian publik setelah akun media sosial resminya di platform X (dulu Twitter), @Israel, mengunggah sebuah pesan belasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus, namun kemudian menghapus unggahan tersebut tanpa memberikan penjelasan resmi.
Dalam unggahan yang sempat tayang pada Senin 21 April 2025, akun @Israel menuliskan, “Rest in Peace, Pope Francis. May his memory be a blessing,” disertai foto Paus Fransiskus saat mengunjungi Tembok Ratapan di Yerusalem pada tahun 2014.
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel yang Kecam Perang di Gaza Dipecat
Penghapusan unggahan tersebut memicu spekulasi di kalangan warganet dan pengamat politik internasional, terutama mengingat hubungan kompleks antara Vatikan dan Israel, serta sikap kritis yang pernah disampaikan Paus Fransiskus terhadap agresi militer Israel di Gaza.
Sejumlah pejabat di Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa unggahan itu terjadi karena “kesalahan teknis”, dan menyebut Paus Fransiskus pernah mengeluarkan pernyataan yang dianggap “menentang Israel.”
Kementerian Luar Negeri Israel belum memberikan komentar resmi atas insiden tersebut, meskipun akun @Israel merupakan bagian dari divisi komunikasi kementerian tersebut.
Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin 21 April 2925 dalam usia 88 tahun. Pada November 2024, pemimpin Gereja Katolik Roma tersebut menyampaikan keprihatinannya atas konflik di Gaza, dan mendorong masyarakat internasional untuk mengevaluasi apakah tindakan militer Israel terhadap warga Palestina telah melampaui batas dan dapat dikategorikan sebagai genosida.
Dalam pernyataan terpisah pada Januari 2025, Paus menyebut kondisi kemanusiaan di Gaza sebagai sesuatu yang “memalukan”, yang kemudian menuai kritik dari sejumlah tokoh Yahudi, termasuk kepala rabbi Yahudi Roma yang menilai pernyataan tersebut berpihak pada satu kubu.
Baca Juga: MUI Dukungan Fatwa Jihad Melawan Israel Yang Dikeluarkan IUMS
Meski kerap menyuarakan keprihatinan terhadap penderitaan warga Palestina, Paus Fransiskus selama masa kepemimpinannya dikenal berhati-hati dalam menjaga keseimbangan pandangan terhadap konflik Palestina-Israel. Ia secara konsisten mengecam antisemitisme dan mendukung dialog antaragama.