HARIAN BERKAT – Imunisasi merupakan langkah penting dalam melindungi anak dari berbagai penyakit menular berbahaya yang dapat menyebabkan kecacatan hingga kematian. Proses ini dilakukan dengan memberikan mikroorganisme yang telah dilemahkan ke dalam tubuh agar terbentuk kekebalan terhadap penyakit tertentu.
“Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) masih menjadi kekhawatiran sebagian orang tua. Untuk itu, edukasi pencegahan KIPI tak kalah penting dari imunisasi itu sendiri,” ungkap Nuryana, AMd, Kep, ketika memberikan edukasi tentang imunisasi di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak, Kamis 24 April 2025.
Nuryana menjelaskan, KIPI dapat diminimalisir dengan beberapa langkah sederhana. Hal yang perlu diperhatikan adalah “memastikan anak dalam keadaan sehat saat imunisasi.
Baca Juga : Direktur RSUD SSMA Pontianak : ASN BERAKHLAK sebagai Pedoman Laksanakan Tugas
“Imunisasi harus sesuai dengan jadwal dan usianya, tetap memberikan ASI atau cukup cairan, serta memantau kondisi anak setelah vaksin,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia memaparkan bahwa imunisasi terbagi menjadi tiga macam, yakni imunisasi rutin yang terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan, imunisasi tambahan dan imunisasi khusus. Imunisasi dasar diberikan pada anak usia 0-9 bulan yang terdiri dari HB0, BCG, Polio 1-4, DPT-HB-Hib 1-3, serta campak dan rubella (MR).
Sementara imunisasi lanjutan diberikan pada usia 18 bulan untuk DPT-HB-Hib, usia 24 bulan untuk campak, kelas 1 SD untuk vaksin campak dan DT, serta dilanjutkan di kelas 2 dan 5 SD untuk vaksin TD.
“Dengan adanya imunisasi, diharapkan Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti TBC, hepatitis, pneumonia, campak, rubella, difteri, polio, dan penyakit lainnya dapat dibasmi, dieliminasi, dikendalikan, dan dihilangkan,” paparnya.