Saham Dassault Aviation Turun Setelah Pakistan Klaim Tembak Jatuh Jet Rafale India

  • Bagikan
Ilustrasi pesawat tempur/Foto: Pixabay

HARIAN BERKAT – Saham perusahaan pertahanan Prancis, Dassault Aviation, mengalami penurunan tajam sebesar 3,3 persen dalam dua hari terakhir. Penurunan ini terjadi setelah Pakistan mengklaim telah menembak jatuh beberapa jet tempur India, termasuk tiga unit Rafale, dalam eskalasi militer terbaru di wilayah Kashmir.

Data pasar menunjukkan harga saham Dassault turun dari $373,8 (€331,2) menjadi $362,05 (€320,2) pada Kamis pukul 09.00 GMT. Rafale merupakan produk unggulan Dassault dan menjadi salah satu pesawat tempur multirole paling canggih yang digunakan oleh berbagai negara.

Baca Juga: Meta Blokir Akun Berita Islam Populer di Instagram India atas Permintaan Pemerintah

Militer Pakistan menyatakan telah menembak jatuh lima pesawat tempur India — tiga Rafale, satu MiG-29, dan satu Su-30MKI — dalam respons terhadap “Operasi Sindoor”, sebuah serangan udara yang dilancarkan India pada Selasa malam. Hingga saat ini, pihak India belum memberikan komentar resmi atas klaim tersebut.

Sementara itu, pada hari Rabu, seorang pejabat tinggi intelijen Prancis mengatakan kepada media internasional bahwa satu unit jet Rafale milik Angkatan Udara India memang telah ditembak jatuh oleh pasukan Pakistan. Pemerintah Prancis saat ini masih menyelidiki apakah jumlah pesawat yang jatuh lebih dari satu.

“Ini bisa menjadi kali pertama jet Rafale jatuh dalam pertempuran nyata,” ungkap pejabat tersebut, yang identitasnya tidak diungkapkan.

Insiden ini menimbulkan kekhawatiran besar di pasar global, mengingat reputasi Rafale selama ini sebagai pesawat tempur berteknologi tinggi dan memiliki catatan operasional yang bersih. Penurunan saham menunjukkan kekhawatiran investor terhadap potensi dampak reputasi dan penjualan masa depan pesawat ini di pasar internasional.

Rafale adalah bagian dari strategi ekspor senjata utama Prancis, dengan kontrak besar yang telah ditandatangani bersama India, Mesir, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Jika benar pesawat ini terbukti rentan dalam pertempuran, negara-negara pembeli potensial bisa saja mempertimbangkan kembali pilihan mereka.

Di tengah meningkatnya ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir, komunitas internasional telah menyerukan agar kedua belah pihak menahan diri dan membuka jalur diplomasi untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

Baca Juga: Pakistan Klaim Tewaskan 50 Tentara dan Tembak Jatuh Pesawat India

Pihak Dassault Aviation belum merilis pernyataan resmi terkait insiden ini maupun dampaknya terhadap perusahaan.

  • Bagikan