HARIAN BERKAT – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyoroti tingginya angka pengangguran sebagai penyebab utama maraknya tawuran antarwarga di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan. Hal ini disampaikannya saat menghadiri acara di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa 13 Mei 2025.
“Salah satu faktor adalah ketidakberuntungan banyak anak-anak di sana yang, mohon maaf, belum punya pekerjaan tetap,” ujar Pramono.
Baca Juga: Delapan Anak Anak Diamankan Polisi Diduga Hendak Tawuran
Menurutnya, konflik di Manggarai tidak bisa diselesaikan hanya dengan penegakan hukum. Diperlukan pendekatan yang menyentuh akar persoalan, seperti minimnya lapangan kerja dan kurangnya ruang kegiatan positif bagi pemuda.
Sebagai upaya meredam konflik, Pemprov DKI meluncurkan program “Manggarai Bershalawat” — sebuah inisiatif berbasis keagamaan untuk membangun kebersamaan dan mendorong dialog antarwarga. Program ini diharapkan menjadi wadah bagi pemuda yang selama ini terlibat tawuran untuk berubah dan berkontribusi secara positif di lingkungan mereka.
Selain pendekatan religius, Pramono juga menekankan pentingnya penyediaan lapangan kerja sebagai solusi jangka panjang. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran di DKI Jakarta mencapai 6,18 persen pada Februari 2025, naik dari 6,03 persen di tahun sebelumnya.
Sebagai langkah lanjutan, Pemprov akan membangun sarana olahraga dan ruang terbuka publik di wilayah Manggarai, serta mengintensifkan pelatihan keterampilan kerja bagi generasi muda.
Baca Juga: IMF: Pengangguran Indonesia Menduduki Peringkat Tertinggi di ASEAN
Inisiatif ini mendapat respons positif dari tokoh masyarakat dan aparat setempat, yang berharap pendekatan baru ini bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman, produktif, dan harmonis.