Mi instan telah menjadi makanan favorit banyak orang karena praktis, murah, dan mudah disajikan. Namun, di balik kelezatannya, konsumsi mi instan secara berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan serius.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, kandungan natrium (garam) dan lemak jenuh yang tinggi dalam mi instan dapat memicu tekanan darah tinggi, gangguan jantung, serta meningkatkan risiko penyakit ginjal jika dikonsumsi terlalu sering.
Baca Juga: Daun Sereh, Tanaman Herbal Serbaguna dengan Segudang Manfaat Kesehatan
“Mi instan mengandung bahan pengawet dan pewarna buatan. Jika dikonsumsi setiap hari tanpa diimbangi gizi yang seimbang, itu bisa merusak metabolisme tubuh,” jelas dr. Rina Oktaviani, ahli gizi dari Rumah Sakit Umum Jakarta.
Tak hanya itu, mi instan juga rendah serat dan nutrisi penting seperti vitamin dan mineral. Akibatnya, tubuh bisa kekurangan zat gizi yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Dampaknya bisa berupa penurunan energi, sistem imun melemah, hingga masalah pencernaan seperti sembelit.
Yang paling mengkhawatirkan, sebuah studi dari Harvard School of Public Health menunjukkan bahwa konsumsi rutin mi instan, terutama yang mengandung bahan kimia seperti MSG (monosodium glutamate), bisa meningkatkan risiko sindrom metabolik — kondisi yang mencakup obesitas, diabetes tipe 2, dan kolesterol tinggi.
Meski begitu, bukan berarti mi instan harus dihindari sepenuhnya. Pakar gizi menyarankan agar mi instan dikonsumsi sesekali saja, serta dikombinasikan dengan sayuran segar, telur, atau sumber protein lainnya agar lebih seimbang.
Baca Juga: Jamaah Haji Diimbau Perhatikan Pola Konsumsi demi Kesehatan
Dengan kesadaran akan dampaknya, masyarakat diimbau untuk mulai menerapkan pola makan sehat dan seimbang demi mencegah masalah kesehatan di masa depan.