Mutiara Hati: Semua Mengarah kepada Allah

  • Bagikan
Allah SWT/Pixabay

HARIAN BERKAT – Dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam diajarkan untuk senantiasa bersyukur atas nikmat yang Allah ﷻ berikan. Rizki yang diturunkan kepada hamba-hamba-Nya ternyata datang dalam berbagai bentuk, bukan hanya dalam bentuk harta benda semata.

Sebagian orang dianugerahi kesehatan yang baik, yang memungkinkan mereka menjalankan ibadah tanpa halangan. Dengan tubuh yang sehat, seorang Muslim dapat lebih khusyuk dalam salat, berpuasa, dan menjalankan berbagai kewajiban agama lainnya.

Baca Juga: Mutiara Hati: 7 Jenis Air Mata Ibadah, Refleksi Jiwa di Hadapan Sang Pencipta

Sementara itu, ada pula yang diberikan kelapangan harta. Kekayaan yang diperoleh bukan semata untuk dinikmati secara pribadi, melainkan dapat dijadikan sarana untuk menebar manfaat, seperti bersedekah, membantu sesama, dan bahkan berjihad di jalan Allah ﷻ.

Tidak sedikit pula yang mendapatkan nikmat berupa anak-anak yang shalih dan shalihah. Anak-anak ini diharapkan menjadi generasi penerus yang tidak hanya menjaga ajaran Islam, tetapi juga mendoakan kedua orangtuanya agar diampuni dosa-dosanya dan diberikan tempat terbaik di sisi Allah ﷻ.

Selain itu, waktu yang lapang juga merupakan salah satu bentuk rizki. Dengan manajemen waktu yang baik, seseorang dapat berkontribusi dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan sebagai bentuk pengabdian kepada sesama.

Para ulama menekankan bahwa apapun bentuk rizki yang diberikan Allah ﷻ, semuanya pada dasarnya merupakan alat dan sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Tujuan utamanya adalah meraih ridha dan pahala dari Allah ﷻ melalui berbagai jalan ibadah.

Rizki bukan hanya tentang uang. Kesehatan, anak, waktu, dan kesempatan pun adalah rizki. Yang penting adalah bagaimana kita memanfaatkannya untuk beribadah.

Baca Juga: Mutiara Hati: Hormon Bahagia dalam Hidupmu

Dengan pemahaman ini, umat Islam diharapkan lebih bijak dan bersyukur dalam memaknai setiap nikmat yang mereka terima, serta menggunakannya sebagai bekal untuk kehidupan akhirat. Wallahua’lam

Penulis: Ibrahim

  • Bagikan