Tanah yang teraerasi dengan baik akan lebih subur dan mendukung pertumbuhan akar tanaman. Selain itu, kegiatan menggali ini juga membantu pencampuran lapisan tanah, yang meningkatkan laju pelapukan dan daur ulang nutrisi, vital bagi kesuburan lahan.
3. Dekomposer dan Pemulung Organik
Tikus, terutama spesies yang hidup di lingkungan perkotaan seperti tikus got (Rattus norvegicus), berfungsi sebagai dekomposer alami dan “pemulung” yang efisien. Mereka memakan sisa makanan, bangkai dan sampah organik.
Dengan mengonsumsi limbah ini, mereka mempercepat proses dekomposisi alami, mencegah penumpukan limbah organik yang berlebihan dan membantu mendaur ulang nutrisi kembali ke lingkungan.
Kontribusi Tidak Terduga dalam Dunia Sains
Di luar peran ekologisnya di alam liar, tikus memiliki sumbangan besar yang tidak terbantahkan bagi kemajuan umat manusia, yakni sebagai subjek uji laboratorium. Tikus putih atau tikus laboratorium (biasanya keturunan dari Rattus norvegicus) telah menjadi model hewan yang tidak tergantikan dalam penelitian ilmiah.
Karakteristik genetik, fisiologis dan anatomis tikus yang telah dipetakan dengan baik, ditambah kemampuan reproduksi yang cepat dan biaya pemeliharaan yang relatif murah, menjadikannya model ideal untuk mempelajari penyakit manusia, menguji obat-obatan baru, mengembangkan vaksin dan memahami mekanisme biologi dasar.
Baca Juga: Burung Hantu, Predator Malam Penyelamat Petani
Tanpa kontribusi tikus sebagai “pahlawan” yang tidak terlihat ini, banyak terobosan medis, mulai dari insulin hingga terapi kanker modern, mungkin tidak akan tercapai.
Mengelola, Bukan Memusnahkan
Meskipun tikus di lingkungan manusia seringkali menjadi hama yang merugikan dan harus dikendalikan, kita harus membedakan antara pengendalian yang bijaksana dan pemusnahan total. Di alam liar, tikus adalah kunci keseimbangan.
Jika hanya melihat sisi negatifnya dan berupaya memusnahkan mereka secara global, kita berisiko menciptakan bencana ekologi yang jauh lebih besar dan kompleks.
Pengendalian populasi tikus yang berkelanjutan harus berfokus pada pengelolaan lingkungan, seperti sanitasi yang baik dan penyimpanan makanan yang aman. Hal tersebut mencegah interaksi negatif antara manusia dan tikus, sambil tetap mengakui serta menghargai peran fundamental mereka dalam menjaga keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem.
Tikus memang mungkin menjijikkan di mata manusia, namun manfaat ekologisnya adalah pengingat bahwa di alam, setiap makhluk, sekecil atau seburuk apa pun reputasinya, memiliki tempat dan peran yang tidak tergantikan.