HARIAN BERKAT – Kadang hidup mengajarkan bahwa berkah bukan tentang banyaknya yang kita punya, tapi tentang tenangnya hati dengan apa yang ada.
Berkah membuat sedikit terasa cukup, membuat sempit terasa lapang, dan membuat lelah terasa ringan.
Mungkin angka di dompet tidak bertambah, tapi nikmatnya terasa berlipat.
Mungkin waktu terasa terbatas, tapi semua urusan seolah dimudahkan.
Begitulah rahasia barakah—tak kasat mata, tapi nyata pengaruhnya di jiwa.
Baca Juga: Mutiara Hati: Maksiat Dikala Sepi
Berkah adalah tamu istimewa yang hanya datang ke hati yang penuh syukur. Ia tidak bisa dibeli, tapi bisa diundang dengan keikhlasan. Ia datang saat kita memberi tanpa pamrih, bekerja dengan niat tulus, dan bersabar atas takdir Allah. Kadang Allah tidak menambah jumlah, karena yang Dia tambahkan adalah kebermanfaatan.
Dan sungguh, keberkahan bukan sekadar rezeki yang terlihat, tapi juga dalam rasa tenang yang tidak terguncang. Dalam hati yang lapang meski dunia sempit. Dalam keluarga yang rukun, teman yang tulus, dan kesehatan yang sering kita lupakan untuk disyukuri. Saat hati kita damai dalam kesederhanaan, di situlah barakah sedang bekerja diam-diam.
Maka jangan sibuk menghitung seberapa banyak nikmat yang kita punya, tapi hitunglah seberapa sering kita bersyukur atasnya. Karena dari syukur yang kecil, Allah menumbuhkan keberkahan yang besar. Dari doa yang lirih, Allah menurunkan pertolongan yang lembut. Berkah itu seperti embun: tak terlihat turun, tapi menyegarkan seluruh jiwa yang menerimanya.









