HARIAN BERKAT -Tanggal 17 Agustus 2023, artinya 78 tahun sudah Indonesia merdeka. Refleksi arti dan makna kemerdekaan dan Angkatan 45, dituangkan, Syafaruddin DaEng Usman Ketua Umum Dewan Harian Daerah (DHD) 45 Badan Pembudaya Kejuangan dalam catatannya berikut ini.
Baca Juga: Meneladani Kefiguran Tokoh dari Keluarga Pejuang Angkatan 45
Dari para mentor saya yang rata-rata Angkatan 45 dan mereka adalah pemimpin perjuangan, saya yakini bahwa mereka adalah generasi pembebas. Mereka inilah yang kita kenal sebagai Angkatan 45.
Angkatan 45 ini bisa dikatakan sebagai the best generation of Indonesia.
Sebagai anak muda, saya merasa beruntung sempat berinteraksi dengan banyak tokoh dari Angkatan 45. Bahkan keluarga kami sendiri adalah keluarga pejuang, bagian dari Angkatan 45.
Suasana inilah, secara tidak sadar, menjadi bagian penerusan atau pewarisan nilai-nilai dari Angkatan 45 kepada angkatan penerusanya, termasuk kepada saya.
Keluarga kami adalah keluarga Angkatan 45. Lingkungan saya adalah lingkungan pejuang kemerdekaan. Lingkungan Republikein kalau merujuk istilah pada waktu itu.
Baca Juga: Walikota Pontianak, Edi Kamtono Terima Lencana Kehormatan DHN 45 RI
Angkatan 45 terbentuk dan bangkit karena mereka tidak mau diperlakukan lebih hina oleh penjajah. Dulu mereka sering mendengar kalimat verboden voor Honden en Inlanders (anjing dan pribumi dilarang masuk) dan melihat tulisan-tulisannya di dinding-dinding.
Selain tumbuh dan besar dalam keluarga pejuang kemerdekaan, aku juga beruntung sering berinteraksi langsung dengan tokoh-tokoh Angkatan 45 di Kalimantan Barat.
Saya sering berkunjung ke Haji Gusti Appandie Ranie, Ya’ Syarif Umar, Haji Ibrahim Saleh, Haji Achmad Noor, Syarif Mazwar Alhinduan, Kadaruddin Mundit, Syarif Alwi AMS, SH, Marpaung, M Yanis dan yang lainnya.
Hal-hal yang menonjol dari mereka yang saya lihat dan rasakan adalah pertama sekali, patriotik. Kecintaan terhadap tanah air tidak pernah surut walaupun usia mereka bertambah.
Kedua, percaya diri. Dari sorotan mata terlihat rasa percaya diri mereka, rasa bangga menjadi orang Indonesia, dan rasa optimisme yang tinggi.
Benarlah sebuah adagium yang menyebutkan, seorang guru sejati akan bangga melihat muridnya melampaui dia, seorang guru akan memastikan anak muridnya dan bahkan anak buahnya sukses melebihi dirinya, bahkan tak sungkan untuk ikut memanggul mengantar kepada pintu pengabdian tertinggi untuk kepentingan bangsa dan negara.